Kastara.id, Jakarta – Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Bandung, salah satu unit Litbang Kementerian Perindustrian (Kemenperin), telah meluncurkan produk baterai ion litium yang diberi nama SuperB4Ttery. Baterai hasil riset tersebut bisa digunakan sebagai Power Bank untuk perangkat teknologi dengan kapasitas 7.000 mAh.

“B4T tengah memperhatikan dan memahami akan aktivitas masyarakat yang semakin beragam dan menuntut ketersediaan energi yang instan. Apalagi kegiatan sosial dan bisnis berbasis online di dunia maya dengan perangkat teknologi jinjing (portable) sudah menjadi gaya hidup di masyarakat perkotaan,” kata Kepala B4T Budi Susanto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/8).

Menurut Budi, kebutuhan energi yang instan juga semakin tinggi terlebih pada kondisi darurat seperti pada bencana alam. Pasalnya, saat kondisi tersebut, diperlukan energi listrik yang siap digunakan sewaktu-waktu.

“Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan teknologi baterai ion litium di B4T dilaksanakan lebih intensif. Atas dasar itulah diresmikan laboratorium riset baterai di B4T pada 20 Mei 2016,” ujarnya.

Budi menambahkan, dalam implementasinya, tantangan yang paling krusial dalam industri baterai saat ini khususnya baterai ion litium adalah rantai pasok bahan baku dan aplikasi tepat guna yang ekonomis. Selanjutnya, kemudahan pengisian tenaga baterai di ruang publik yang cepat dan aman.

Oleh karena itu, B4T juga sedang melakukan penelitian untuk pengembangan baterai yang kuat, andal, tahan lama, dan mempunyai sistem cepat dalam proses pengisian kembali (recharging). Upaya ini dimulai dengan penyelenggaraan Seminar Industri Nasional B4T dengan tema “Peluang dan Tantangan Industri Pembangkit Energi Nasional Baterai Listrik”.

“Selain membahas tentang perkembangan riset baterai di Tanah Air, di dalam seminar tersebut menyajikan standar-standar terbaru yang dipakai dalam assessment produk baterai dan potensi aplikasi teknologi baterai pada dunia transportasi,” kata Budi.

Selain itu, dalam upaya meningkatkan kerja sama penelitian, pengembangan dan perekayasaan (litbangyasa), B4T menandatangani tiga Nota Kesepahaman (MOU) yaitu dengan Universitas Negeri Sebelas Maret, PT Inti Daya Multipresisi dan PT Ceprindo.

Budi berharap, manfaat riset ini akan lebih terasa jika penggunaan baterai dijadikan sebagai cadangan penyimpanan listrik yang dapat diaplikasikan pula pada perumahan, industri, proyek, maupun bisnis sehingga aktivitas masyarakat atau pengguna bisa berjalan dengan lancar tanpa kendala dalam hal pasokan energi listrik.

Ketika melakukan kunjungan kerja ke B4T pada Agustus 2016, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta agar riset B4T didorong untuk mendukung pengembangan industri komponen ponsel. “Kami terus mendorong agar smartphone bisa diproduksi di dalam negeri. Pasar di Indonesia saja ada sekitar 60 juta. Untuk itu, kami berharap ada insentif bahan bakunya dibebaskan dari pajak supaya bisa didorong manufakturingnya,” ujar Menperin. (mar)