Yerusalem

Kastara.id, Jakarta – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan mengatakan, saat ini banyak orang yang sembarangan mengartikan nilai Pancasila. Salah satunya, anggapan soal orang yang taat beragama namun dinilai tidak sejalan dengan kebangsaan.

“Banyak orang sekarang “ngarang” soal Pancasila. Orang beragama dianggap anti-kebangsaan, keliru. Orang menjalankan agama dengan benar dianggap radikal, salah. Orang beragama dianggap intoleran,” kata Zulkifl, Kamis (7/9).

Zulkifli kemudian menyebutkan sila pertama yaitu ketuhanan yang maha esa. Dia mengingatkan sila pertama itu menunjukkan bahwa taat beragama dengan baik itu tidak bertentangan dengan ideologi negara.

“Orang taat agama dengan baik itu disebut Pancasilais. Apa pun agamanya, yang Islam, Kristen, Buddha, Hindu, silakan, terserah. Karena itu agama, kebangsaan, seiring sejalan. Melaksanakan ajaran agamanya dengan sungguh-sungguh dan leluasa, itu Pancasilais,” ujar Zulkifli.

Kemudian Zulkifli mengingatkan Pancasila juga punya sila kedua, yakni kemanusiaan yang adil dan beradab. Karena itu, menurutnya, Indonesia harus mengutuk kekerasan yang terjadi terhadap etnis Rohingya di Myanmar. “Kita mengutuk bukan soal agamanya, tapi karena kita menganut Pancasila. Kalau mendoakan saja tidak, marah tidak, mengutuk tidak, itu namanya tidak Pancasilais,” kata Zulkifli. (npm)