OVO

Kastara.ID, Jakarta – Relawan komunitas Tasawuf Underground, Aan Sujana (26), setiap hari membantu mantan anak jalanan dan punk belajar mengaji, dimulai dari Iqro. Pada saat yang sama, Aan mencoba mendaftar program Kartu Prakerja. Aan tidak menyangka, percobaannya berhasil. Setelah lolos menjadi peserta, ia mengambil kursus desain dan fotografi. Dengan ilmu baru, ia berani mendaftar pekerjaan sebagai konsultan kegiatan masyarakat di Kota Medan dan diterima. Keberhasilan Aan dalam mengikuti program Prakerja mendorong anggota komunitas lain untuk mengikuti program Prakerja.

Tasawuf Underground merupakan komunitas yang didirikan oleh Ustadz Halim Ambiya pada 2012 lalu, yang fokus untuk mengkampanyekan Islam yang rahmat, lembut dan toleran bagi semua. Pada 2016, Ustadz Halim melihat banyaknya anak-anak muda yang hidup di jalan namun ingin belajar agama Islam. Ustadz Halim Ambiya dan komunitasnya merangkul anak-anak muda yang semula tinggal di kolong jembatan dan memperkenalkan mereka kepada peta jalan pulang.

“Peta jalan pulang yaitu memperkenalkan mereka kepada dua hal, yaitu peta jalan pulang terhadap Allah dengan pendidikan dan pengajian agama dan peta jalan pulang yang kedua, adalah memperkenalkan peta jalan pulang ke keluarga, dengan cara pemberdayaan ekonomi dan sosial. Kami di Tasawuf Underground merangkul dan melatih mereka agar belajar berwirausaha dan melatih kemandirian,” kata pendiri Tasawuf Underground, Ustadz Halim Ambiya.

Peta jalan pulang yang diperkenalkan oleh Ustadz Halim Ambiya sejalan dengan implementasi program Kartu Prakerja. Program Kartu Prakerja membawa dampak yang positif pada komunitas Tasawuf Underground karena sebagai angkatan kerja muda mereka turut mendapat  berbagai akses pelatihan kewirausahaan. Dengan mengikuti Program Prakerja, mereka mendapat harapan baru yang memungkinkan mereka masuk ke dunia kerja. Atau, percaya diri membuka usaha sendiri. “Kami senang karena program Kartu Prakerja ini berhasil menjangkau kalangan marjinal dan anak-anak punk binaan kami,” kata alumnus Pondok Pesantren Gading Kroya, Jawa Tengah ini.

Anggota komunitas Tasawuf Underground lainnya, yakni Triana Nugra Permana atau Pongky (32), adalah salah satu yang Ustadz Halim maksud. Ia ingin belajar agama Islam dan mengubah hidupnya untuk membantu banyak orang. Masa lalunya yang kelam menjadi pemicu semangat Pongky untuk melanjutkan hidup dengan menimba ilmu hukum di salah satu perguruan tinggi swasta di Tangerang Selatan.

Saat ini, Pongky telah mendaftar program Kartu Prakerja dan tengah menunggu proses verifikasi. Ia berharap dapat lolos dan bisa mengambil kursus kewirausahaan dan Bahasa Inggris. “Saya ingin membuka usaha laundry kiloan dan juga dapat berbicara bahasa Inggris sebagai bahasa internasional. Saya ingin menjadi wirausahawan yang dapat membantu orang banyak,” katanya.

Aan dan Pongky telah memilih OVO untuk mencairkan dana insentif program Prakerja. Selain mudah, mereka juga dapat memanfaatkan insentif Prakerja untuk kebutuhan sehari-hari atau untuk memulai usaha dengan mengakses pasar digital. OVO sebagai platform pembayaran digital, rewards, dan layanan finansial terkemuka di Indonesia adalah salah satu mitra pemerintah dalam Program Kartu Prakerja telah menyalurkan Rp 3,4 triliun dana insentif untuk peserta program tersebut. Hingga 4 Desember 2020, OVO telah menyalurkan insentif kepada 1,66 juta peserta program.

Untuk membantu semangat kewirausahaan Pongky dan kawan-kawan lainnya di komunitas Tasawuf Underground, OVO memfasilitasi mereka dengan membuka empat usaha di Ciputat, yaitu laundry kiloan, sop dan es buah, angkringan, dan usaha percetakan sablon baju. Seluruh pengelolaan usaha tersebut dikelola oleh komunitas  Tasawuf Underground.

Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra menyampaikan harapannya agar ke depan semakin banyak angkatan kerja muda Indonesia yang dapat terbantu oleh program Kartu Prakerja dan muncul berbagai wirausahawan muda yang membantu menggerakan roda perekonomian Indonesia. Program Kartu Prakerja membantu kesempatan angkatan muda untuk terus mengembangkan diri seluas mungkin.

“Kami berharap langkah kecil yang dilakukan anak-anak jalanan dan punk binaan Tasawuf Underground dengan mengikuti program Prakerja dan membuka usaha dapat menjadi kesempatan bagi mereka untuk terus mengembangkan diri. Pengembangan sumber daya manusia adalah salah satu fokus kami di OVO dalam jangka panjang, untuk mendorong anak-anak muda Indonesia untuk dapat memberikan kontribusi bagi bangsa,” katanya.

Karaniya menambahkan, program Prakerja juga menjadi salah satu program dari pemerintah yang bisa mempercepat inklusi dan adopsi masyarakat terhadap layanan dompet digital. Tentunya ini akan mengakselerasi Indonesia untuk menjadi masyarakat nontunai. “Dengan adanya program Prakerja, masyarakat mulai melek dengan kehadiran dompet digital, ini akan mempercepat harapan pemerintah untuk terciptanya ‘cashless society’,” pungkas Karaniya.

Menurut Survei Angkatan kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2020 menunjukkan bahwa 88,92 persen peserta Program Kartu Prakerja menyatakan terdapat peningkatan keterampilan yang dirasakan setelah mengikuti program. Sementara hasil survei manajemen pelaksana Kartu Prakerja menunjukkan bahwa lebih dari 83 persen peserta menyatakan telah meningkat keterampilan kerjanya baik skilling (kemampuan), reskilling (kemampuan baru), dan upskilling (peningkatan kemampuan). Program ini juga telah berhasil mencapai target kepesertaan 100 persen, yaitu 5,6 juta orang dari 43 juta orang yang mendaftar. Karenanya, program ini harus terus dilanjutkan agar para pencari kerja dapat terus berkarya meskipun di masa pandemi. (ant)