Kastara.id, Serang – Dalam upaya mengurangi masa tunggu umat Islam di tanah air yang akan menunaikan ibadah haji, Pemerintah Indonesia selain meminta tambahan kuota dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, juga bermaksud memanfaatkan sisa kuota yang tidak digunakan negara tetangga.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo kepada wartawan seusai mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) PPN Karangantu, Kasemen, Kota Serang, Banten, Minggu (11/9) sore.

Presiden Jokowi mengaku sudah berbicara dengan Wakil Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman, saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20, di Hangzhou, RRT, pekan lalu, untuk meminta tambahan kuota haji.

“Beliau sudah menyampaikan akan ditambah. Sudah saya sampaikan, tambahan itu tolong juga ditambahkan lagi dengan kuota yang diberikan ke Filipina, Jepang, Singapura, yang tidak terpakai akan kita pakai semuanya. Beliau sudah menyanggupi dan akan dihitung dulu,” kata Presiden.

Karena itulah, saat menerima kunjungan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Presiden juga menyampaikan, “Beliau (Duterte) juga (mengatakan) silakan,” ujarnya.

Tapi, lanjut Presiden, ini prosedurnya yang akan dibenarkan. “Jangan sampai kayak yang sudah-sudah, yang sebelumnya memakai paspor yang palsu. Ini yang menyebabkan ruwet di situ,” katanya

Mengenai nasib 700-800 WNI yang sudah terlanjur di Arab Saudi, menurut Presiden Jokowi, ini juga akan diselesaikan sebaik-baiknya antara Indonesia dan Filipina. Entah nanti pakai surat laksana paspor langsung dari Saudi.

“Kalau memungkinkan bisa langsung ke Indonesia. Kalau tidak bisa ke Filipina dulu dan pihak Filipina akan membantu penuh karena Presiden Duterte melihat ini adalah korban dari sindikat haji,” ujar Jokowi.

Soal kuota haji sendiri Presiden Jokowi meyakin akan ada tambahan, namun hitung-hitungannya belum bisa disampaikannya.

“Mungkin akan difinalisasi dulu di sana pada saat nanti Raja Salman ke Indonesia pada Oktober mungkin sudah ada pernyataan berapa tambahan untuk Indonesia plus tambahan kuota-kuota yang tak terpakai di Singapura, Filipina, dan Jepang. Itu juga yang kemarin kita minta dan bicarakan,” kata Presiden.

Dalam upaya mengurangi masa tunggu umat Islam di tanah air yang akan menunaikan ibadah haji, Pemerintah Indonesia selain meminta tambahan kuota dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, juga bermaksud memanfaatkan sisa kuota yang tidak negara tetangga.

Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada wartawan seusai mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) PPN Karangantu, Kasemen, Kota Serang, Banten, Minggu (11/9) sore.

Presiden Jokowi mengaku sudah berbicara yang pertama dengan Wakil Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20, di Hangzhou, RRT, pekan lalu, bahwa kita ingin meminta tambahan kuota haji.

“Beliau sudah menyampaikan akan ditambah. Sudah saya sampaikan, tambahan itu tolong juga ditambahkan lagi dengan kuota yg diberikan ke Filipina, Jepang, Singapura, yang tidak terpakai akan kita pakai semuanya. Beliau sudah menyanggupi dan akan dihitung dulu,” kata Presiden Jokowi.

Karena itulah, saat menerima kunjungan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Presiden juga menyampaikan, “Beliau (Duterte) juga (mengatakan) silakan,” ujarnya.

Tapi, lanjut Presiden, ini prosedurnya yang akan dibenarkan. “Jangan sampai kayak yang sudah-sudah, yang sebelumnya memakai paspor yg palsu. Ini yang menyebabkan ruwet di situ,” tuturnya

Mengenai nasib 700-800 WNI yang sudah terlanjur di Arab Saudi, menurut Presiden Jokowi, ini juga akan diselesaikan sebaik-baiknya antara Indonesia dan Filipina. Entah nanti pakai surat laksana paspor langsung dari Saudi.

“Kalau memungkinkan bisa langsung ke Indonesia. Kalau tidak bisa ke Filipina dulu dan pihak Filipina akan membantu penuh karena Presiden Duterte melihat ini adalah korban dari sindikat haji,” terang Presiden Jokowi.

Soal kuota haji sendiri Presiden Jokowi meyakin akan ada tambahan, namun hitung-hitungannya belum bisa disampaikannya.

“Mungkin akan difinalisasi dulu di sana pada saat nanti Raja Salman ke Indonesia pada Oktober mungkin sudah ada pernyataan berapa tambahan untuk Indonesia plus tambahan kuota-kuota yang tak terpakai di Singapura, Filipina, dan Jepang. Itu juga yang kemarin kita minta dan bicarakan,” pungkas Presiden. (raf)