Industri Mamin

Kastara.id, Jakarta – Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menegaskan untuk mendongkrak produktivitas industri makanan dan minuman (Mamin), pihaknya terus berupaya mendorong pemenuhan bahan baku bagi industri tersebut.

“Industri kan basisnya nilai tambah. Untuk proses hilirisasi, sektor hulu perlu dijamin ketersediaan bahan bakunya seperti gandum, gula, dan garam,” kata Airlangga di Jakarta, Rabu (11/10).

Menurutnya, langkah tersebut turut memicu peningkatan investasi di dalam negeri. Pada semester I tahun 2017, nilai investasi industri mamin mencapai Rp 37,36 triliun atau naik 25,41 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 29,79 triliun. Peningkatan investasi terjadi dalam bentuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).

Sementara itu, Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto mengemukakan, guna mememenuhi aspek produk yang aman, bergizi dan bermutu, pihaknya telah mendorong penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI), Good Manufacturing Practices (GMP), Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), Food Hygiene, Food Safety, Food Sanitation, serta Standar Pangan Internasional (CODEX Alimentarius).

“Standardisasi tersebut menjamin perusahaan menerapkan cara pengolahan dan sistem manajemen keamanan pangan yang baik mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, pengemasan, serta distribusi dan perdagangannya. Hal ini tentunya memperkuat daya saing industri mamin,” jelasnya.

Dalam menghadapi persaingan tingkat global, Indonesia saat ini telah berpartisipasi aktif di dalam forum Codex Alimentarius Commission yang bertujuan untuk membahas standar mutu dan keamanan pangan dunia yang terkait dengan kepentingan industri.

“Dalam proses integrasi ASEAN Economic Community pada tahun ini, industri mamin merupakan salah satu sektor yang akan dipercepat pelaksanaannya,” ujar Panggah. (mar)