Kastara.id, Jakarta – Ketua MPR RI Zulkifli Hasan ajak seluruh elemen masyarakat untuk memahami Pancasila. Pancasila ini menurutnya bukan untuk membeda-bedakan, tapi justru untuk membangun perasaan senasib sepenanggungan. Ajakan itu disampaikan Zulkifli Hasan dalam sambutan pembukaan simposium Ekonomi MPR dengan tema Sistem Pembangunan Nasional untuk Kesejahteraan Sosial di Nusantara V MPR, Rabu (12/7).

Hadir dalam acara tersebut, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang didaulat membuka secara resmi Simposium, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta, Pimpinan Fraksi dan Kelompok Anggota DPD di MPR, para Pimpinan Badan MPR, para Pimpinan Lembaga Pengkajian MPR, Pimpinan Komisi DPR dan Pimpinan Komite DPD, serta sekitar 500 peserta.

“Jangan lagi berdebat soal suku, agama, dan hal hal yang sudah selesai 71 tahun lalu. Jangan gunakan Pancasila untuk membeda bedakan,” kata Zulkifli Hasan.

Zulkifli Hasan menyampaikan, jauh lebih baik mendiskusikan Pancasila dalam substansinya yakni bagaimana wujudkan kesejahteraan untuk semua dan bukan orang per orang. “Mari melampaui perbedaan itu dengan bicara implementasi Pancasila untuk kesejahteraan. Itulah substansi Pancasila yang sampai sekarang belum terwujud,” ujar Zulkifli.

Ia mengingatkan ketika kita ribut berdebat soal suku dan agama, sumber daya dan kekayaan alam justru dikuasai asing. “Faktanya kita sibuk berpecah belah tapi gagal kekayaan alam dijarah, sumber daya alam dikuasai asing dan anak negeri tak dapat apa apa,” katanya.

Zulkifli Hasan berharap hasil Simposium Pancasila ini bisa digunakan pemerintah untuk membenahi struktur ekonomi Indonesia agar berkeadilan, merata dan senasib sepenanggungan. “Semoga ada jalan baru ekonomi nasional yang lebih berkeadilan dan memastikan sumber daya alam digunakan sepenuhnya untuk rakyat,” ujarnya.

Lembaga Pengkajian MPR RI menggelar Simposium Nasional bertajuk ‘Sistem Perekonomian Nasional Untuk Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Berdasarkan UUD 1945’, di Gedung Nusantara IV, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (12/7). (arya)