Tri Rismaharini

Kastara.ID, Jakarta – Penolakan untuk divaksin Covid-19 masih mengemuka di tengah masyarakat. Salah satunya yang masih viral dikemukakan Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning.

“Sikap Ribka yang menolak divaksin tentu mengagetkan. Sebab, selama ini yang menolak untuk divaksin kerap dinilai berasal dari pihak-pihak yang berseberangan dengan pemerintah,” ungkap Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta, M Jamiluddin Ritonga kepada Kastara.ID, Rabu (13/1).

Anggapan itu, disebut pria yang akrab disapa Jamil ini, dengan seketika sirna setelah Ribka dengan tegas menolak untuk divaksin. Apalagi sikap itu dinyatakan Ribka di forum resmi, saat Komisi IX DPR RI melaksanakan rapat dengan Menteri Kesehatan, Kepala BPOM, dan Dirut Bio Farma.

“Sikap Ribka tersebut seolah mementahkan semua sosialisasi vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pihak pemerintah. Ribka seolah ingin menyatakan ketidakpercayaan terhadap vaksin Covid-19,” tandas penulis buku Tipologi Pesan Persuasif ini.

Menurutnya, penolakan Ribka yang gencar dimuat di media itu akan dapat menumbuhkan peneguhan bagi masyarakat yang dari awal ragu dan menolak untuk divaksin. Masyarakat kelompok ini akan semakin yakin atas pilihannya untuk menolak divaksin.

Tentu hal itu akan semakin menyulitkan pemerintah untuk mengajak masyarakat secara sukarela mau divaksin. “Kesulitan ini akan semakin besar mengingat kelompok masyarakat itu memang sejak awal sudah tidak mempercayai informasi tentang vaksin Covid-19 yang disampaikan pemerintah,” imbuh Jamil.

Masalah kepercayaan memang problem utama yang dihadapi pemerintah saat ini. “Selama hal ini belum dibenahi, maka sosialisasi yang dilakukan pemerintah akan sulit efektif mengajak masyarakat untuk ikut vaksinasi Covid-19,” tandas mnantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta 1996-1999 ini. (jie)