COVID-19

Kastara.ID, Jakarta — Pandemi Covid-19 yang tidak hanya menyebabkan krisis kesehatan tetapi melahirkan berbagai ancaman krisis multidimensi menjadi pelajaran penting bagi sebuah bangsa termasuk Indonesia bahwa sistem kesehatan publik yang mantap adalah sebuah keniscayaan yang harus segera diwujudkan. Sebesar apapun ambisi Indonesia menjadi negara maju tidak akan pernah terwujud jika sektor kesehatan belum menjadi fokus dan prioritas utama pembangunan nasional baik dalam kebijakan maupun anggaran.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, pandemi Covid-19 ini menjadi pelajaran dan pengalaman nyata bagi kita semua bahwa hanya negara-negara yang sudah mempunyai sistem kesehatan publik yang mantap serta dikelola dengan tata pemerintahan yang baik, bisa lebih cepat dalam mengendalikan pandemi. Negara-negara yang sudah mempunyai sistem kesehatan publik yang mantap dan menjadikan sains dan data sebagai dasar kebijakan cenderung mempunyai daya cegah dan daya tahan lebih baik dalam mengendalikan persoalan kesehatan termasuk pandemi. Ini karena berbagai unsur bidang kesehatan mulai dari pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan peralatan medis, manajemen kesehatan, pemberdayaan masyarakat, hingga inovasi dan teknologi kesehatan, fondasinya sudah terbangun kuat dan berkembang secara dinamis sesuai tantangan zaman.

“Ketika ada tantangan kesehatan seperti pandemi Covid-19 ini, negara-negara yang sudah punya sistem kesehatan yang mantap ini cenderung lebih cepat mengendalikan pandemi. Oleh karena itu, Peringatan Hari Kesehatan Nasional yang berlangsung di tengah pandemi ini harus menjadi pelajaran berharga bagi kita bahwa sektor kesehatan jadi tantangan utama Indonesia saat ini dan ke depan sehingga harus segera dibenahi secara menyeluruh,” ujar Fahira Idris di Jakarta (12/11).

Menurut Fahira, selain penyakit zoonotik yang dalam beberapa tahun terakhir muncul menjadi masalah kesehatan masyarakat dan berpotensi menimbulkan pandemik, salah satu persoalan kesehatan yang masih terus masih membayangi Indonesia sejak dulu hingga kini adalah penyakit tidak menular (PTM) yang cenderung terus meningkat terutama hipertensi, jantung koroner, diabetes mellitus, kanker, gangguan mental emosional, dan trauma. PTM yang merupakan penyakit katastropik bukan hanya menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia tetapi juga berpotensi mengancam hilangnya hari produktif bagi mereka yang terkena. Tidak hanya itu, PTM yang semakin meningkat akan menyerap biaya terbesar dalam Jaminan Kesehatan Nasional.

“Artinya promotif preventif harus benar-benar menjadi tumpuan dalam program kesehatan nasional. PTM ini menjadi ancaman serius karena juga menyasar kelompok usia produktif yang menjadi tumpuan ekonomi bangsa ini. Oleh karena itu, segala upaya harus dikerahkan agar angka PTM kita semakin kecil. Selain itu, kita juga masih punya PR lain di bidang kesehatan mulai dari penurunan angka stunting, Angka Kematian Ibu dan Bayi, perbaikan pengelolaan Sistem JKN dan penguatan pelayanan kesehatan,” pungkas Senator Jakarta ini. (dwi)