Mamuju

Kastara.ID, Jakarta – Pasca gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (15/1), harga kebutuhan pokok dilokasi tersebut mengalami kenaikan tajam. Hal ini dikeluhkan masyarakat yang sebelumnya sudah menderita akibat bencana.

Di ibukota Provinsi Sulbar, Kota Mamuju, harga bensin melonjak menjadi Rp 30 ribu per liter. Sedangkan mie instan dijual seharga Rp 10 ribu per bungkus. Hal itu diungkapkan Ashari, salah seorang warga Kota Mamuju.

Dikutip dari Republika, Ahad (17/1), Ashari dan warga lainnya mengaku sangat terbebani oleh lonjakan harga kebutuhan pokok tersebut. Terlebih warga korban gempa sudah sangat menderita. Seharusnya tidak boleh ada pihak yang justru mengambil keuntungan di saat masyarakat sedang menderita.

Seorang warga Mamuju yang lain, Yuti mengeluhkan hal yang sama. Yuti meminta pemerintah segera membantu masyarakat korban gempa dengan menyediakan kebutuhan pokok. Pasalnya masyarakat sudah kehilangan banyak hal termasuk pekerjaan. Jika tidak dibantu pemerintah, bagaimana para korban bisa mendapatkan kebutuhan sehari-hari.

Sementara itu hingga Ahad (17/1), korban gempa di Mamuju berjumlah 51 orang. Sedangkan di Kabupaten Majene sebanyak delapan orang. Para korban meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan.

Korban luka berat sebanyak 189 orang. Saat ini para korban tengah menjalani perawatan di rumah sakit. Sedangkan korban luka ringan tercatat sebanyak 637 orang. Sebanyak 15 ribu orang terpaksa mengungai  di sejumlah titik daerah Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene. (ant)