Kastara.id, Jakarta – Ada yang beda dalam peringatan HUT RI ke-71 kali ini yaitu satu Baterai Meriam Kaliber 75 mm steling ditempatkan di Silang Monumen Nasional.

Sebanyak 17 kali tembakan dilepaskan saat mengawali prosesi upacara pengibaran Sang Saka Merah Putih, meski berada dalam jarak ratusan meter dari lokasi upacara, di tangan prajurit Baret Coklat, satuan Armed dari Yon Armed 7/105 GS Kodam Jaya, berhasil melaksanakan tembakan salvo dengan peluru hampa sebagai rangkaian penghormatan.

“Tak hanya beraksi di momen upacara 17 Agustusan, debut meriam 75 mm ini sering digunakan sebagai elemen penyambutan tamu-tamu negara yang berkunjung ke Istana,” ujar Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman saat menghadiri pelaksanaan Upacara Peringatan HUT RI ke-71 di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (17/8).

Yang menarik, tentu saja sosok meriam 75 mm atau kondang disebut salute gun. Berbeda dengan meriam pada elemen satuan Armed, salute gun asasinya tidak dirancang untuk berperang. Sesuai namanya, meriam ini lebih dikedepankan untuk melepaskan tembakan penghormatan dan atraksi.

Tatang menjelaskan, dalam beberapa hal peran meriam ini tak ubahnya meriam karbit yang kondang di Pontianak, Kalimantan Barat. Tapi bedanya, saluting gun mempunyai desain mirip meriam Armed pada umumnya, ditempatkan dalam platform towed carrier, lengkap dengan dua roda yang memudahkan mobilitas.

Adapun karakteristik meriam 75 MM saluting gun buatan Switzeland yaitu panjang 2,8 meter, panjang laras 1,3 meter, tinggi 1,2 meter, lebar 1,05 meter, dan berat 415 kg, serta mempunyai kemampuan tembakan 10 butir permenit. Munisi kaliber 75 MM, panjang munisi 184 MM, berat 650 gr, bahan kelongsong aluminium, dan jenis isian hampa (blank powder). Bagian besar meriam; kaki meriam, laras, roda meriam, elevasi, pena pukul dan perisai. (raf)