Kastara.id, Jakarta-Ketua MPR, Zulkifli Hasan mengingatkan bahwa Islam dan Pancasila tidaklah bertentangan. Keduanya ibarat ikan dan air yang tidak bisa dipisahkan.

”Jadi kalau ada orang Islam berteriak Allahu Akbar jangan langsung dibilang dia seorang dari kelompok radikal,”kata Zulkifli Hasan saat menyampaikan Orasi Ilmiah dalam Seminar Kebangsaan Islam dan Demokrasi yang diselenggarakan Universitas As Syafi’iyah Selasa (25/7), di Aula Bank Bukopin Jakarta Pusat.

Zulkifli mengingatkan, ketika perang melawan penjajah Belanda dan Jepang para pejuang kita meneriakan Allahu Akbar saat menuju medan laga. ”Teriakan Allahu Akbar itu memberi semangat kepada para pejuang kita dalam merebut kemerdekaan bangsa ini,”katanya.

Pada bagian lain Zulkifli Hasan juga mengatakan bahwa Bangsa Indonesia memiliki cara sendiri untuk menyelesaikan masalah yaitu dengan musyawarah. Karena itu, Ketua MPR Zulkifli Hasan meminta jangan sampai perbedaan diselesaikan dengan menang menangan.

“Pancasila sudah tegaskan cara asli Indonesia untuk menyelesaikan masalah yakni sila ke 4 musyawarah. Bicara dari hati ke hati untuk kebaikan semua.”

Karena itu dalam setiap pengambilan keputusan strategis baik di parlemen maupun pemerintahan, Sebagai Ketua MPR Zulkifli Hasan selalu mendorong tercapainya mufakat.

“Kata Bung Karno harus mengakomodasi semua. Yang kecil dan sedikit harus terwakili. Bagaimana caranya? Indonesia punya Demokrasi Pancasila, musyawarah mufakat.”

Zulkifli Hasan menyampaikan, pendekatan yang sama juga bisa dilakukan Kepala Daerah pada warganya yang terdampak pembangunan.

“Kalau sama rakyat jangan berpikir menang kalah. Pikirkan bagaimana warga mendapat ganti untung. Ingat ini rakyat sendiri bukan musuh bangsa asing.”

Cara Pak Jokowi ketika menjadi Walikota Solo bisa menjadi contoh bagaimana musyawarah menjadi solusi menyelesaikan masalah.

“Intinya jangan menang menangan. Musyawarah mufakat bisa menjadi solusi asal kita mau berbagi. Sama rakyat, jangan berpikir menang – kalah.”  (arya)