Society 5.0

Kastara.ID, Jakarta – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo mengatakan bahwa ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam teknologi digital yaitu inklusi, orang atau sumber daya manusia, dan inovasi. Tiga aspek ini akan bisa berjalan dengan sinergi dari segi bisnis, orang (people), dan pemerintah.

Ia mengatakan bahwa Artificial Intelligence tidak lagi dapat dihindari dalam tantangan ke depan. Teknologi digital dapat memberikan keuntungan lebih luas seperti ekonomi dan sosial. Teknologi digital telah mendorong pertumbuhan, perluasan kesempatan kerja, dan peningkatan layanan publik di berbagai negara meskipun setiap negara memperoleh tingkat keuntungan yang berbeda-beda.

Mengantisipasi revolusi ini, pengembangan produktivitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan berintegritas dalam teknologi digital atau disebut Society 5.0 adalah respons terhadap Industri 4.0.

“Saat ini, competitiveness kita sudah tidak lagi dalam ranah regional, tetapi juga nasional bahkan global,” ungkap Wamenkeu.

Peluang Industri 4.0 dan Society 5.0 untuk Indonesia adalah teknologi untuk kesejahteraan dan kemudahan manusia. Contohnya adalah beberapa start-up yang memudahkan akses pembelajaran online, pemesanan makanan secara online sampai konsultasi online dengan dokter.

Di sisi lain, ia menambahkan, teknologi juga dapat menjadi ancaman. Tanpa ‘analog complements’ yang kuat, teknologi digital justru dapat memberikan risiko pada perekonomian. Resiko yang mungkin terjadi adalah information without accessibility, automation without skill, dan scale without competition.

Wamenkeu berharap agar generasi muda terutama yang sedang menempuh kuliah agar mempersiapkan karakter, kompetensi, dan (sikap pantang menyerah) perseverance dalam menghadapi era Industry 4.0/Society 5.0 yang menuntut perubahan penguasaan skill/kemampuan dan pengetahuan.

Bertemakan “Risk Management and Communication Implementation Towards 5.0 Industry”, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo memberikan keynote speech kepada mahasiswa/i bagaimana mengantisipasi Revolusi Industri 4.0 dalam acara 2nd Social and Applied Science Conference (SASC 2) di Universitas Mercu Buana, Jakarta pada Rabu, (31/7).

Konferensi ini dihadiri oleh Direktur Lembaga Pengembangan Fraud Auditing Nurhayanto, Guru Besar FISIP Universitas Indonesia Ibnu Hamad, Direktur Eksekutif Otoritas Jasa Keuangan Triyono Gani, Direktur Balai Pustaka Achmad Fachrodji, dan Rektor Universitas Mercu Buana Ngadino Surip.

Dihadiri oleh 250 lebih mahasiswa/i pascasarjana Universitas Mercu Buana, konferensi ini menargetkan pengembangan karakter mahasiswa agar memiliki kemampuan yang adaptif, responsif, dan antisipatif dalam menghadapi resiko, big data, dan tantangan-kesempatan dalam Revolusi Industri 4.0. (rfr)