Kastara.id, Jakarta – Isu mengenai inklusi keuangan (financial inclusion) diangkat oleh Presiden Joko Widodo saat menerima kunjungan kehormatan Ratu Belanda Ratu Maxima, selaku Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Inklusi Keuangan atau United Nations Secretary General’s Special Advocate (UNSGSA) for Inclusive Finance for Development, di Istana Merdeka, Kamis (1/9) pagi.

“Saya minta agar, karena beliau ini bisa mengkoordinasi, baik di United Nation (UN) maupun di World Bank, juga di foundation-foundation besar, saya minta agar bisa didorong, kita didorong untuk mengembangkan financial inclusion kita untuk bisa lebih cepat,” kata Presiden Jokowi setelah selama hampir satu jam berdiskusi dengan Ratu Maxima.

Sebagai tindak lanjut dari pertemuannya dengan Ratu Maxima sebelumnya di Belanda, Presiden menyampaikan bahwa Rabu (31/8) kemarin, Ratu Maxima telah menecek langsung ke lapangan mengenai tabungan pelajar, dan bertanya langsung kepada murid-murid dan pelajar-pelajar, juga menecek implementasi di lapangan e-kios dan e-warung.

Kemudian yang berkaitan dengan usaha-usaha mikro petani, nelayan, Presiden Jokowi berharap supaya bisa mengakses ke perbankan dan disiapkan regulasi-regulasinya. Presiden juga meminta dorongan, pembelajaran untuk bisa mempercepat itu. “Kita minta technical assistance dari PBB lewat Ratu Maxima,” ujarnya.

Adapun yang berkaitan dengan fintech. Presiden ingin agar ini didorong. Terlebih Presiden sendiri sudah bertemu dengan beberapa anak-anak muda, baik yang memiliki aplikasi maupun software yang berkaitan dengan fintech.

“Beliau (Ratu Maxima, red) sudah memilih dua orang untuk diberikan bantuan yang berkaitan dengan pengembangan keuangannya sehingga bisa mempercepat fintech di Indonesia,” kata Presiden Jokowi.

Presiden juga meminta agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) memberikan dorongan kepada usaha-usaha mikro, baik yang berkaitan dengan regulasi-regulasi mengenai microfinance, mengenai fintech, dan mengenai collateral untuk usaha-usaha mikro. “Saya kira ini penting sekali karena Indonesia memiliki usaha mikro, usaha kecil yang jumlahnya memang sangat besar sekali,” kata Presiden.

Presiden Jokowi meyakini, kalau bisa menginjeksi, memberikan kecepatan itu nantinya akan kelihatan dalam pertumbuhan ekonomi kita nantinya. (raf)