Kastara.id, Jakarta – Hingar-bingar Pilkada di DKI Jakarta semakin ramai saja. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari daerah pemilihan DKI Jakarta, Andi Mappetahang Fatwa, berharap DKI Jakarta akan dipimpin figur baru yang ideal mulai tahun 2017.

Politisi senior ini bicara soal sosok gubernur ideal Jakarta di sela silaturahim milad DPD RI yang ke-12 bersama Forum Editor Peduli Daerah di Senayan, Jakarta, Sabtu (1/10). Dalam kesempatan tersebut hadir Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad dan GKR Hemas, serta beberapa anggota DPD RI.

Menurut Fatwa, soal figur Gubernur Jakarta yang ideal, dirinya tak setuju jika ada yang menyandingkan Ali Sadikin dengan petahana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Baginya, sosok almarhum Ali Sadikin takkan pernah tergantikan dan akan selalu diingat orang.

Fatwa mengungkapkan hal tersebut menanggapi pernyataan Gubernur Jakarta Basuki Purnama alias Ahok yang menyatakan dirinya ingin menjadi kepala daerah yang dikenang baik berkat kinerja yang positif. Ahok menyebutkan salah satu contohnya adalah mendiang Ali Sadikin.

Menurut Fatwa yang pernah menjadi sekretaris pribadi Ali Sadikin, salah satu gubernur ibukota negara yang berani dan tegas ada dalam diri Ali Sadikin. “Selain sangat memperhatikan warganya, beliau juga konsisten menyikapi pengembang yang ingin memanfaatkan penguasa. Sekarang penguasa dan pengembang terjadi kongkalikong. Kita harus tegas-tegas menentangnya. Beda dengan Ali Sadikin yang akan langsung mengemplang pengusaha yang berniat memeras,” katanya.

Politisi senior yang pernah merasakan tinggal di balik jeruji di masa Orde baru ini juga mengingatkan warga Jakarta bahwa memilih pemimpin sama artinya dengan memilih masa depan. “Ali Sadikin itu beda jauh dengan Ahok. Ali Sadikin berpengalaman sebagai TNI yang memimpin pasukan dan menangani logistik. Latar belakang Ali Sadikin sangat konsisten dan menjalankan komunikasi politiknya dengan baik,” ujar Fatwa.

Ditambahkan Fatwa, Ali Sadikin tak pernah ribut dengan DPRD yang seharusnya menjadi menjadi satu kesatuan yang utuh. Semasa kepemimpinannya pun tidak pernah mengeluarkan kebijakan yang menyengsarakan warganya. “Pilkada DKI ini seperti Pilpres. Kita akan lihat pertandingan politik. Rasanya sulit dihindari pilkada hingga dua putaran. Saya rasa, dua penantang akan bertahan melawan petahana,” kata senator yang pernah aktif di Petisi 50 ini. (hadi)