Habib Rizieq Shihab

Kastara.ID, Jakarta – Prabowo Subianto diangkat menjadi Menteri Pertahanan (Menhan) di Kabinet Indonesia Maju oleh Joko Widodo (Jokowi). Hal ini dinilai justru membuat nasib pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab terkatung-katung, sebab Prabowo tak bisa mengambil keputusan politik sendiri.

Direktur Eksekutif Parameter Adi Prayitno menyatakan, bergabungnya Prabowo dan Gerindra ke lingkaran istana menunjukkan bahwa saat ini Rizieq mesti memperjuangkan nasibnya sendiri.

Padahal sebelumnya, Prabowo merupakan salah satu harapan Rizieq karena pernah menjadi salah satu pihak yang memperjuangkan kepulangan Rizieq ke Indonesia.

Diketahui, Rizieq ke Arab Saudi setelah terjerat dengan kasus hukum. Atas kasus itu, pada akhir April 2017 ia pergi untuk ibadah umrah atau sepekan sebelum ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan konten pornografi bersama Firza Husein.

Sejak itu pula Rizieq belum juga pulang ke Indonesia, meski kasusnya sudah dihentikan pihak Polda Metro Jaya.

Selain kasus dugaan konten pornografi, Rizieq juga ditetapkan sebagai tersangka dugaan penghinaan Pancasila oleh Polda Jawa Barat. Namun, kasus itu juga telah dihentikan pihak kepolisian pada awal tahun lalu.

Isu pemulangan Rizieq kembali berhembus saat Isfah Abidal Azis Wasekjen Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) membuat sebuah video yang menyatakan bahwa Rizieq berhak untuk kembali di Indonesia. Meski ditegaskan bahwa video tersebut tidak mengatasnamakan PBNU.

Sementara pengamat politik dari UIN Jakarta Ali Munhanif menuturkan, isu kepulangan Rizieq di masa Pilpres 2019 oleh Prabowo sebenarnya merupakan bagian dari upaya penggalangan massa semata.

Seandainya pun Prabowo terpilih menjadi presiden, Ali menilai upaya pemulangan Rizieq tetap tak mudah dilakukan. Sebab itu terkait kasus hukum, posisi Prabowo sebagai Menhan yang tidak memberikan kemudahan dalam memberi masukan kepada Jokowi, serta kegamangan pemimpin FPI itu sendiri. (rya)