Radikalisme

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa upaya membangun perekonomian nasional bukan hal mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi. Terutama bagi Indonesia yang pernah mengalami masa kolonialisasi atau penjajahan.

Saat memberikan sambutan pada acara Peringatan Hari Oeang Republik Indonesia ke-74 (31/10), Sri Mulyani menyebut perekonomian Indonesia hancur akibat perang. Selain itu Indonesia juga mendapat warisan kehancuran perenomian selama masa penjajahan Belanda dan Jepang.

Mantan Direkrur Pelaksana Bank Dunia ini menuturkan, saat awal kemerdekaan kondisi kas negara dalam situasi yang tiada alias kosong. Hal ini tentu saja membuat tantangan yang dihadapi Indonesia sangat berat. Berbagai peristiwa masa lalu itu kerap menjadi beban bagi perekonomian.

Sri Mulyani menceritakan, Indonesia pernah mengalami masa nasionalisasi. Indonesia juga pernah bergelut dengan hiperinflasi hingga krisis ekonomi dan keuangan pada 1998. Indonesia juga harus menghadapi tantangan krisis global.

Saat ini menurut Sri Mulyani, Indonesia kembali harus menghadapi tantangan perekonomian akibat pandemi Covid-19. Namun ia yakin Indonesia pasti bisa keluar dari krisis. Sri Mulyani menambahkan, sejarah mencatat bangsa Indonesia selalu mampu melalui krisis dan menjadi lebih baik

Namun ekonom senior yang juga mantan Menko Perenonomian Rizal Ramli ikut mengomentari pernyataan Sri Mulyani tersebut. Melalui cuitan di akun twitternya @RamliRizal (31/10), Rizal mengakui dulu perekonomian Indonesia dirusak oleh penjajah.

Namun menurut Rizal, Sri Mulyani justru kembali merusak perenonomian di masa belakangan ini. Sri Mulyani yang oleh Rizal dijuluki sebagai ‘Menteri Terbalik’, telah merugikan rakyat dan bangsa Indonesia. Sri Mulyani justru memberikan keuntungan kepada para kreditor. (mar)