Agnes Mo(kastara.id)

Oleh: Jaya Suprana

JAGAT media sosial heboh wawancara Agnez Mo pada acara Build Series. Dalam video yang viral pada 22 November 2019, sang biduanita Indonesia tersohor ditanya soal keberagaman budaya di Indonesia yang kemudian memengaruhi musik yang ia rilis di Amerika Serikat.

Pernyataan
Sang pewawancara bertanya tentang penampilan Agnez Mo yang terkesan tak sama dengan citra orang Indonesia yang ia ketahui. Agnez Mo menjawab dalam bahasa Inggris yang apabila dialihbahasakan ke Indonesia kira-kira menjadi sebagai berikut, “Sebenarnya saya tidak punya darah Indonesia sama sekali. Saya sebenarnya keturunan Jerman, Jepang, China, saya hanya lahir di Indonesia. Dan saya juga seorang Kristen yang mana di Indonesia mayoritasnya adalah Muslim.”

Pernyataan Agnez tersebut memicu respons dari warganet asal Indonesia. Sebagian pro, sebagian kontra. Melalui unggahan dalam akun Instagramnya, Agnez Mo menyampaikan bahwa pernyataan itu bermaksud menunjukkan keberagaman yang ada dalam hidupnya.

Pendapat
Sebagai sesama warga Indonesia beragama Nasrani, keturunan China, pemusik dengan Agnez Mo, semula saya gamang melibatkan diri ke dalam polemik pernyataan Agnez Mo. Maju kena, mundur kena. Jika tidak mendukung, saya dihujat sebagai penghianat sesama agama, keturunan dan profesi, oleh para simpatisan Agnez Mo. Jika membela, maka saya akan dikecam sebagai pengkhianat bangsa oleh para antipatisan Agnez Mo.

Namun atas saran aktivis perempuan dan pembela rakyat tertindas, Dr. Nursyahbani Katjasungkana untuk meredakan panasnya heboh, akhirnya saya mencoba tabayyun menelaah permasalahan secara lebih cermat dan seksama.

Kesimpulan
Agnez Mo bukan politikus dengan ambisi jabatan atau kekuasaan, namun sekadar seorang biduawati Indonesia yang sedang berjuang memposisikan diri di panggung mancanegara. Maka sebaiknya kita jangan menggunakan lensa politis untuk menilai apalagi menghakimi Agnez Mo.

Secara politis, pernyataan Agnez Mo yang de facto keturunan China bahwa meski dilahirkan di Indonesia di dalam tubuhnya tidak mengalir darah Indonesia memang rawan memicu tafsir negatif. Para tokoh Indonesia keturunan China seperti Kwik Kian Gie, Susi Susanti, Christianto Wibisono, Teguh Karya, Arief Budiman, dan lain-lainnya tidak pernah menyatakan tidak ada darah Indonesia mengalir di tubuh masing-masing.

Namun setelah menerawang pernyataan Agnez Mo secara lebih jernih tanpa beban prasangka, saya mengambil kesimpulan bahwa pada hakikatnya Agnez Monica Muljoto tidak berniat buruk sesuai klarifikasi beliau sendiri terhadap pernyataan yang ternyata menghebohkan itu.

Permohonan
Demi tidak memperkeruh suasana yang sudah keruh, dengan penuh kerendahan hati saya memberanikan diri memohon kepada para sesama warga Indonesia yang merasa keberatan apalagi tersinggung oleh pernyataan Agnez Mo berkenan memaafkan sang biduawati Indonesia yang sebenarnya tidak berniat buruk.

Kepada Agnez Mo, juga dengan penuh kerendahan hati saya memohon kerendahan hati beliau berkenan memohon maaf bahwa pernyataannya tanpa sengaja telah melukai sanubari teman-teman sesama warga Indonesia.

Insha Allah, segenap warga Indonesia berkenan kembali mengerahkan enerji lahir-batin masing-masing untuk mendukung pembangunan lahir-batin bangsa, negara dan rakyat Indonesia sebagai perjuangan meraih cita-cita masyarakat adil dan makmur yang bersama hidup di dalam negeri gemah ripah loh jinawi, tata tenteram kerta rahardja selaras makna adiluhur falsafah rukun agawe santoso: kerukunan demi kesejahteraan bersama. (*)

* Penulis adalah warga Indonesia mendambakan perdamaian ketimbang permusuhan.