Kastara.ID, Lembata – Erupsi Gunung Ile Lewotolok, Nusa Tenggara Timur terjadi pada Ahad (29/11) pukul 15.13 WITA, dengan ketinggian kolom abu teramati kurang lebih 2.000 meter di atas puncak (kurang lebih 3.423 meter di atas permukaan laut). Pada data yang bersumber dari seismograf 30 November 2020, aktivitas Gunung Ile Lewotolok telah terjadi 10 letusan atau erupsi, 30 tektonik lokal, 28 hybrid atau fase banyak, 91 vulkanik dalam dan dua kali gempa terasa.

“Hingga Selasa (1/12/2020) siang, tim Disaster Management Center (DMC) bersama Dompet Dhuafa Nusa Tenggara Timur (NTT) memberikan sejumlah pelayanan kepada pengungsi. Selain itu, tim melakukan assement dengan berkoordinasi kepada BPBD Kabupaten Lembata. Untuk tim kesehatan, kami mendirikan pos medis di Lapangan Kantor Bupati Lama, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, NTT. Dengan tiga dokter memberikan promosi kesehatan secara gratis dengan fokus pada ibu dan balita, juga memberikan masker. Sementara pos hangat kami sediakan untuk kebutuhan konsumsi para pengungsi,” ujar Sriyati, Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa NTT.

Kebutuhan darurat bagi para pengungsi yakni makanan, matras, masker, air bersih hingga faceshield sebagai upaya pencegahan pandemi Covid-19. Sampai sejauh ini tim terus melakukan pendataan bagi para pengungsi dan assement ke sejumlah titik pengungsian lainnya.

“Sekarang ini kami para aktivis kemanusiaan Dompet Dhuafa terus berupaya memberikan pelayanan kepada pengungsi dengan mendistribusikan minuman dan biskuit, pemeriksaan serta pelayanan obat secara gratis. Kemudian berkoordinasi untuk pembukaan pos medis di pos pengungsian lainnya,” ujar Mutia, relawan Dompet Dhuafa NTT yang sampai saat ini masih berada di lokasi bencana.

“Untuk selanjutnya, kami masih mengupayakan koordinasi untuk pos medis di tiga titik, pembuatan pos hangat di dua titik, menyediakan sarana cuci tangan hingga pemasangan tandon air,” pungkas Sriyati. (put)