Harga Beras

Kastara.id, Jakarta – Menteri pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam rapat kerja Kementerian Perdagangan (Kemendag) 2018, di Jakarta (1/2) memaparkan capaian dan target pemerintah di sektor pertanian. Mentan menekankan, pertanian di Indonesia harus didukung teknologi.

Rapat kerja dihadiri Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, para pejabat Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian, serta perwakilan berbagai instansi.

Menurut Mentan Amran, pertanian, tanpa teknologi, tanpa mekanisasi tidak bisa mencapai swasembada. Kementerian Pertanian telah mengupayakan mekanisasi di sektor pertanian. Hal itu bisa dilihat dari pemberian bantuan mesin pertanian kepada petani.

“Alat mesin pertanian kami bagikan. Dahulu butuh 25 orang untuk panen, sekarang dalam tiga jam selesai panen per hektar,” ujar Amran.

Amran mengatakan, Kementerian Pertanian juga telah melakukan berbagai kebijakan untuk meningkatkan produksi pertanian. Seperti pembangunan infrastruktur.

Fokus pengembangan infrastruktur, yaitu waduk, embung, irigasi sekunder dan tersier. Kebijakan ini diharapkan mendukung ketersediaan air yang memadai untuk lahan pertanian.

“Kami sudah bangun berbagai infrastruktur hingga 3,5 juta hektare, terbesar sepanjang sejarah. Belum pernah sebelumnya,” ucap Amran.

Dia juga menyampaikan bahwa pemerintah telah membuat program yang sangat pro nasib petani, yaitu asuransi pertanian. Asuransi merupakan upaya pemerintah melindungi petani dari kejadian yang merugikan, seperti banjir, tanah longsor, hama yang tidak terduga sehingga menyebabkan pertanian gagal total.

“Kalau ada banjir, ada asuransi. Beberapa bulan lalu ada sapi ditabrak di Jawa Tengah, langsung diganti,” papar Amran.

Saat ini, Kementerian Pertanian sedang menyelesaikan proses pemanfaatan lahan rawa dan pasang surut. Amran menyebutkan, luas lahan rawa dan pasang surut di Indonesia mencapai 10 juta hektare.

“Semua akan kita manfaatkan. Ini solusi permanen untuk dekatnya perdagangan dengan pertanian, karena pasti tidak ada cerita impor,” ujar Amran.

Tugas besar lain yang sedang ditangani Amran yaitu mengembalikan kejayaan rempah-rempah Indonesia. Dia menyebutkan, dahulu Indonesia dikenal sebagai negara penghasil rempah berkualitas tinggi.

“Dahulu, penjajah Eropa datang ke Indonesia bukan karena tambang. Penjajah datang ke Indonesia karena rempah. Kita akan kembalikan kejayaan rempah-rempah,” tegas Amran.

Lebih lanjut, Amran mengatakan ketika harga cabai bergejolak juga pada akhirnya dapat diselesaikan. Keberhasilan itu, kata dia, hasil dari kerja sama dengan Kemendag.

“Karena kita tidak bisa jalan sendiri, Kementan tanpa Kemendag nggak bisa. Kemendag tanpa Kementan tidak bisa jalan,” ucapnya.

Kendati demikian, Amran mengaku kedua kementerian ini sering disalahkan mengenai kevalidan data dan ketika harga mengalami kenaikan. Seperti yang terjadi pada kenaikan harga beras. Menurutnya, kenaikan harga bukan karena perbedaan data antara Kemendag dan Kementan, melainkan karena faktor-faktor lain yang mengganggu produksi gabah. (mar)