Covid-19

Kastara.ID, Jakarta – Situasi yang berbeda membuat Puan Maharani menanggapi kenaikan harga BBM dengan cara berbeda.

Sikap Puan tersebut mendapat sorotan M Jamiluddin Ritonga, Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jakarta kepada Kastara.ID, Sabtu (2/4) pagi.

Jamil pun mengingatkan kembali ketika Puan masih menjadi oposisi di era Susilo Bambang Yudhoyono presiden, ia dengan tetesan air mata terisak-isak menolak kenaikan BBM.

“Namun sejak Puan menjadi pendukung pemerintah, tak ada lagi air mata ketika pemerintah menaikkan BBM. Puan dengan gampangnya mengaminkan kenaikan BBM,” papar Jamil.

Perbedaan sikap Puan itu wajar mendapat kritik pedas dari masyarakat. “Sebab, air mata Puan saat itu bukan karena pedih melihat rakyat semakin susah karena kenaikan BBM. Air mata Puan akhirnya dimaknai masyarakat hanya untuk kepentingan politik,” tandas mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta ini.

Karena itu, wajar bila masyarakat merasa kecewa atas perbedaan sikap Puan tersebut. “Puan dinilai bukan memperjuangkan masyarakat, tapi air matanya hanya pencitraan semata,” pungkas Jamil. (dwi)