Afrika Selatan

Kastara.ID, Pretoria – Alunan musik gamelan Bali dan anggunnya gerak penari Legong Bapang berhasil menyihir warga Afrika Selatan dengan keindahan tariannya. Kostum penari yang unik dan berwarna-warni pun juga tidak luput dari sorotan warga Afrika Selatan sehingga mereka berebut untuk berfoto bersama dengan penari.

Selain tari Legong Bapang, atraksi Pencak Silat juga tak kalah memukau. Atraksi yang dibawakan dengan lincah oleh lima orang warga asli Afrika Selatan keturunan Cape Malay telah membuat warga Afrika Selatan terkagum-kagum atas kelincahan dan keahlian para pemain Pencak Silat.

Penampilan kedua jenis Duta Budaya Indonesia tersebut diperkuat pula dengan kehadiran Duta Kuliner Indonesia berupa Martabak Telor dan Klepon, yang ditampilkan dalam segmen acara ASEAN food cooking demonstration. Pengunjung tampak memperhatikan dan menyimak dengan penuh rasa ingin tahu cara pembuatan kedua jenis kudapan ringan tradisional Indonesia tersebut dan mencicipinya dengan penuh antusias sebagai makanan ringan yang jarang mereka temukan di Afrika Selatan.

Pertunjukan seni dan cooking demonstration tersebut ditampilkan pada ASEAN Festival 2019 yang diadakan untuk pertama-kalinya oleh perwakilan negara-negara ASEAN di Pretoria, Afrika Selatan. Festival yang diadakan di Brooklyn Mall, Pretoria sejak tanggal 27 hingga 29 Juni 2019 tersebut bertujuan untuk memperkenalkan makanan, kebudayaan, pariwisata, hingga produk-produk dari masing-masing negara.
Dalam Festival tersebut, KBRI Pretoria memamerkan tempat-tempat wisata di Indonesia, alat musik angklung, Batik, kerajinan Indonesia, produk-produk konsumsi buatan Indonesia yang telah berhasil menembus pasar Afrika Selatan hingga produk-produk industri strategis buatan Indonesia seperti kereta api, pesawat terbang, dan tank.
Di stan pameran Indonesia, ditampilkan pula kisah sejarah kecintaan Nelson Mandela, seorang pejuang anti-Apartheid terhadap Batik Indonesia. Juga mengenai sejarah kedatangan Abadin Tadia Tjoessoep atau yang dikenal dengan panggilan Syeikh Yusuf dari Makasar ke Cape Town pada 325 tahun yang lalu dan menjadi tonggak penyebaran agama Islam di Afrika Selatan.
Banyak pengunjung yang mengapresiasi pameran Indonesia di Festival tersebut. Umumnya, mereka sangat senang memperoleh berbagai pengetahuan khususnya tentang kecintaan Mandela terhadap Batik dan sejarah kedatangan Syeikh Yusuf dari Indonesia yang mereka kenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Afrika Selatan.
Salah satu pengunjung mengatakan bahwa akhirnya mengetahui asal muasal “Madiba Shirt” atau kemeja motif Batik yang sering dipakai oleh Madiba (panggilan akrab Nelson Mandela). Pada festival tersebut terlihat besarnya antusiasme warga Afrika Selatan terhadap Batik dan mereka sangat berminat untuk memiliki Batik yang merupakan pakaian favorit tokoh pahlawan di negeri yang dikenal sebagai “The Rainbow Nation”. (put)