Oleh: M. Nigara

PULUHAN, bahkan ratusan, malah bukan tidak mungkin puluhan hingga ratusan ribu Emak-Emak, berharap Prabowo dan Sandi Uno, tetap di jalurnya. Di luar pemerintahan, sebagus apa pun tawarannya. Apa pun situasinya, ya tetap di jalur oposisi.

“Gak ada yang salahkan?” tukas Ade dan Yuli, emak-emak dari relawan Jalak 7, alumni SMAN 7, Jakarta.
“Dulu Mega juga kuat 10 tahun di luar pemerintahan SBY, kenapa sekarang Prabowo gak kuat?” lanjut Emak-Emak lainnya saat demo di sektar MK, Kamis (27/6).

Selintas pendapat itu biasa-biasa saja, sama biasanya dengan perilaku para politisi yang suka melompat-lompat. Tapi, jika didalami, maka pendapat itu punya makna yang justru tidak biasa. Dan, pasti jauh berbeda dengan kelakuan para politisi yang melompat-lompat sesuai kepentingan.

Beberapa catatan penting dalam perjalanan pilpres 2019 sesungguhnya harus dijadikan rujukan. Mengapa? Sekadar mengingatkan saja, sejak pilpres berlangsung 2004 hingga 2019, baru di periode inilah rakyat terpanggil dan bahu-membahu untuk membiayai sang capres. Bahkan jika dihitung jumlahnya, bukan tidak mungkin yang dikeluarkan rakyat jauh lebih besar ketimbang sang capres dan cawapres itu sendiri.

Siapakah capres dan cawapres itu? Ya, dialah Prabowo-Sandi. Makanya tak heran, BPN, badan pemenangan nasional tidak perlu repot-repot memobilisasi masa, tidak perlu mengeluarkan dana ekstra untuk apapun. Bahkan rakyat, khususnya Emak-Emak, justru menyiapkan makanan-minuman, cemilan, dalam jumlah yang luar biasa banyak. Tak heran, di setiap acara Prabowo-Sandi, tak ada adegan orang berebutan makanan dan minuman.

Dan ketika pilpres berlangsung hingga pascanya, rakyat juga bahu-membahu untuk mengawal segalanya. Tak heran pula segala perkembangan muncul begitu luar biasa di medsos. Berita dan video-video kejanggalan, pencoblosan, dan sejenisnya, sangat marak. Sekali lagi, Prabowo-Sandi, dan BPN perannya kalah oleh aktivitas rakyat yang terpanggil untuk menyambut perubahan. Kalau dibandingkan presentase kerja rakyat dengan BPN, seperti bumi dengan langit. Saya tak sungkan menyebut 80% rakyat dan 20% BPN.

Melihat itu semua, rasanya Prabowo dan Sandi tak elok jika mengabaikan keinginan rakyat yang telah berjuang sangat keras. Keinginan rakyat, khususnya Emak-Emak sangat sederhana: Prabowo-Sandi untuk tetap berada di luar pemerintahan.

Jika itu bisa dilakukan, khususnya Emak-Emak akan sangat berbahagia. Emak-Emak dan para pendukung yang sudah berjuang tanpa pamrih materi, haruslah dihormati.
Jangan ada lagi pernyataan:
Untuk dan atas nama kepentingan yang lebih besar, maka rekonsiliasi boleh dilakukan.

Jangan ada lagi pernyataan: Berjuang bisa dilakukan dari dalam atau dari luar.

Pastikanlah berjuang dari luar agar hati Emak-Emak khususnya dan para pendukung lainnya bisa merasa bangga serta bahagia. Jangan cederai perjuangan para pendukung, apalagi jika hanya karena tawaran-tawaran yang tak menjamin adanya perubahan. (*)

*Wartawan Senior