Kastara.id, Jakarta – Untuk mendukung pengembangan mobil listrik, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan kaji terap teknologi untuk pengembangan kendaraan berbasis energi listrik.

“BPPT terus berupaya mengembangkan purwarupa moda transportasi bertenaga listrik, mulai dari motor, trolley bus, juga mobil listrik. Intinya kami fokuskan inovasi ini bisa masuk ke industri, yakni agar motor listrik, baterai dan manufaktur komponen lainnya dapat melibatkan industri dalam negeri. Hal ini menjadi kunci dalam pengoperasian mobil listrik,” kata Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB BPPT) Eniya L. Dewi di BPPT, Jakarta, Rabu (2/8).

Disebutkan, model plug-in mengisi baterai mobil harus disediakan cukup besar. Paling kecil antara 30-50 kilowatt (kw). Dari isi baterai diperlukan yang mampu menyimpan daya listrik berkapasitas besar dan bisa diisi ulang dalam waktu singkat.

“Mobil listrik produksi Mitsubishi, Toyota, Nissan, BMW, dan Mercedes-Benz masih membutuhkan 14 jam untuk mengisi baterai, jika tidak disediakan sumber listrik dengan kerapatan arus tinggi. Untuk itu, ketersediaan sumber listrik di tempat umum, sangat penting,” ujar Eniya.

Untuk memuluskan perjalanan mobil listrik, Eniya memberi rekomendasi agar infrastruktur pendukung seperti tempat untuk pengisian baterai, perlu menjadi perhatian. “Selain teknologi baterai yang andal tadi, perlu juga diperhatikan adanya infrastruktur penyedia listrik. Istilahnya seperti POM Bensin atau SPBU untuk moda transportasi listrik,” katanya.

Eniya berharap, BPPT mendapat dukungan semua pihak dalam upaya mewujudkan mobil listrik yang bisa diproduksi sendiri oleh Indonesia dengan memperhitungkan bagaimana tahapan pengembangan, inovasi, dan industrialisasinya.

Terkait fenomena pemanasan global, Eniya juga menyepakati bahwa moda transportasi massal yang menggunakan listrik penting untuk ikut menurunkan emisi. Langkah lain, tambahnya, juga dapat diperkuat dengan regulasi mengikat untuk transportasi logistik yang harus memenuhi persyaratan emisi rendah.

“BPPT siap untuk mewujudkan mobil listrik buatan Indonesia. Tentunya untuk mencapai cita tersebut dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak,” ujar Eniya. (koes)