Rektor Asing

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan saat ditemui di kantornya Jumat (2/8), pihaknya telah mengemukakan wacana rektor asing semenjak tahun 2016. Namun karena mendapatkan tanggapan negatif dari berbagai kalangan, pihaknya menstop pembicaraan terkait wacana rektor asing. Pihaknya mengatakan untuk mengungkapkan kembali wacana ini memerlukan usaha yang lebih keras.

Nasir juga menambahkan, saat ini wacana rektor asing masih menuai pro dan kontra. Pada pihak yang kontra akan diberikan pengarahan lebih lanjut. Selain itu bagi pihak yang kontra diminta untuk memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk merealisasikan wacana ini.

Nasir optimis bahwa wacana rektor dan dosen asing dapat terlaksana pada tahun 2020. Pihaknya meyakini bahwa wacana ini merupakan salah satu jalan keluar yang terbaik untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Selain itu dengan adanya rektor dan dosen asing, diharapkan perguruan tinggi di Indonesia masuk dalam 200 perguruan tinggi terbaik dunia.

Sebelumnya wacana rektor asing ini mendapatkan kritikan dari Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah bahwa pihaknya mempertanyakan terkait konsep yang dimiliki Menristekdikti terkait membangun kampus kelas dunia. Fahri beranggapan bahwa orang Indonesia pun sanggup menjadi rektor kampus kelas dunia. Pihaknya juga meminta agar tidak mudah mengundang orang asing untuk menyelesaikan masalah di Indonesia.

Selain itu Wakil Ketua Komisi X DPR Reni Marlinawati menolak ide wacana rektor dan dosen asing. Pihaknya meminta pemerintah mencari solusi lain untuk meningkatkan kualitas Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Indonesia. Selain itu pihaknya beranggapan bahwa wacana rektor dan dosen asing bertabrakan dengan aturan seperti UU No 14/2015 tentang Guru dan Dosen, serta UU No 12/2012 tentang Perguruan Tinggi. Wacana rektor dan dosen asing menunjukkan kurang maksimalnya Kemenristekdikti dalam membentuk sistem pendidikan tinggi yang vision dan adaptif dengan perkembangan zaman. (rya)