Papua

Oleh: Jaya Suprana

KETIKA masih merasa prihatin atas penembakan tujuh kali yang melumpuhkan Jakob Blake seumur hidup yang terjadi di Kenosha, Wisconsin, Amerika Serikat kemudian memicu huruhara unjuk rasa yang kemudian mengorbankan dua nyawa warga Amerika Serikat ditembak mati oleh sesama warga Amerika Serikat antipatisan ras Afrika, saya makin prihatin atas peristiwa tragedi kemanusiaan yang menewaskan adik ipar pemusik Papua yang saya kagumi dan hormati, Edo Kondologit.

Riko
Adik Ipar Edo Kondologit, George Karel Rumbino alias Riko, meninggal dunia di kamar tahanan Mapolres Sorong, Papua Barat. Edo Kondologit menyebutkan terdapat luka bekas penganiayaan di wajah, serta luka tembakan di tubuh jenazah adik ipar.

Awalnya, Edo dan keluarga secara sukarela menyerahkan Riko ke polisi untuk diproses secara hukum lantaran diduga terlibat dengan pembunuhan yang menewaskan tetangganya. Dengan menyerahkan Riko ke polisi, keluarga Edo Kondologit berharap masalah tersebut bisa diselesaikan secara hukum. Namun yang terjadi malah Riko kehilangan nyawanya.

Edo Kondologit menjelaskan bahwa pihak polisi mengklaim melakukan penembakan di kaki Riko lantaran ia berusaha untuk melarikan diri. Polisi juga mengklaim bahwa Riko tewas akibat dikeroyok sesama tahanan di kamar tahanan Mapolres Sorong, Papua Barat. Maka Edo akan mengajukan kasus tewasnya almarhum Riko ke ranah hukum demi mencari keadilan.

Belasungkawa
Derita duka yang dipikul oleh Edo Kondologit dan sanak-keluarga yang ditinggalkan Riko sangat amat terlalu berat maka hanya bisa dirasakan oleh mereka yang pernah kehilangan sanak-keluarga akibat angkara murka kekerasan manusia terhadap manusia.

Saya tidak berdaya apa pun kecuali menyampaikan rasa ikut berbelasungkawa kepada Edo Kondologit dan sanak-keluarga yang ditinggalkan atas wafatnya George Karel Rumbino. Karena saya tidak menyaksikan apa yang terjadi dengan mata di kepala saya sendiri, maka saya tidak berani menghakimi pihak mana pun.

Namun apa pun alasannya, jelas bahwa pembunuhan sesama manusia terhadap sesama manusia mau pun sesama warga Indonesia terhadap sesama warga Indonesia tidak dapat dibenarkan. Andaikata benar bahwa Riko ditembak kakinya akibat berusaha melarikan diri kemudian tewas akibat dianiaya sesama tahanan seperti yang diklaim oleh polisi, tetap jelas secara tak terbantahkan bahwa tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun bahwa sesama warga Indonesia membinasakan sesama warga Indonesia!

Jelas bahwa kekerasan apalagi yang membinasakan seorang warga Indonesia oleh siapa pun juga sama sekali tidak selaras dengan makna adiluhur yang terkandung di dalam Pancasila terutama Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Sungguh memprihatikan bahwa angkara murka prahara tragedi kemanusiaan yang terjadi pada Jacob Blake di Amerika Serikat ternyata juga terjadi di persada Nusantara kita tercinta ini. Saya bukan hanya mengharap namun bahkan merasa yakin bahwa sebagai negara berpedoman Pancasila maka Pemerintah Indonesia pasti akan memberikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. (*)

* Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.