Kastara.id, Bogor – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya angkat bicara terkait situasi politik terakhir di tanah air, khususnya di Ibukota. Ia menilai situasi politik dalam sepekan terakhir terus saja menghangat. “Minggu ini situasi politik di negeri ini menghangat,” kata SBY di hadapan insan pers di kediamannya di Cikeas, Bogor, Rabu (2/11).

Mantan Presiden RI ke-6 ini menyebut hangatnya situasi politik ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga meluas di seluruh negeri. Termasuk dilakukannya pertemuan-pertemuan antara sejumlah tokoh.

Menanggapi isu unjuk rasa pada 4 November 2016 mendatang, SBY menilai unjuk rasa bukanlah kejahatan politik. “Asal tidak anarkis,” ujarnya.

Bahkan SBY setuju bila masyarakat menyampaikan pendapatnya di muka umum. Hanya saja ia meminta perlu diperhatikan peraturan yang ada. “Unjuk rasa ini yang tertib adalah unjuk rasa yang damai sesuai aturan dan tidak merusak. Kalau destruktif, menangis kita semua,” katanya.

Soal demonstrasi, SBY menjelaskan masa 10 tahun kepemimpinannya yang tak pernah melarang masyarakat untuk berdemonstrasi. “Setiap ada demo di depan Istana, saya selalu minta staf saya untuk mencatat apa temanya,” ujarnya.

SBY juga berharap para pemimpin bisa memahami bahwa rakyat yang melakukan protes pasti ada alasannya. “Protes dan unjuk rasa tak mungkin tak ada sebabnya. Mari kita lihat sebab akibat, pasti ada yang diprotes yang dituntut,” katanya lagi.

SBY juga tak menyalahkan bila pemerintah berupaya membendung demonstrasi besar-besaran dari masyarakat. Misalnya saja dengan menutup jalur ke Ibukota untuk mengurangi masa pendemo. “Itu tak salah dalam arti akan jauh lebih baik tak harus ada unjuk rasa tapi masalah selesai, sepanjang bisa diselesaikan nilainya seratus, A plus,” ujarnya.

SBY menyoroti aksi protes tak hanya di Ibukota saja, tetapi di sejumlah daerah. Tentu ada sebabnya sehingga memunculkan reaksi masyarakat seperti ini. Menurutnya, kita sering gaduh, grasa-grusu, sibuk, tapi dalilnya tidak ada untuk menyelesaikan banyak masalah yang ternyata tidak bisa diatasi,” katanya.

Demo 4 November ini termasuk aksi unjuk rasa besar yang diyakini SBY dipicu oleh suatu sebab. Apabila tuntutan si pengunjuk rasa tak pernah diakomodir, unjuk rasa akan tetap ada aksi. “Barangkali karena mereka merasa yang diprotes itu tuntutannya tidak didengar. Kalau tuntutannya tidak didengar, sampai lebaran kuda bakal ada unjuk rasa,” kata SBY menambahkan.

Kepada pers yang meliputnya, SBY menyampaikan pesan dan sempat bertanya apa yang sedang kita hadapi. “Di Jakarta dan di wilayah lain ada protes. Itu semua pasti ada sebabnya,” ujar SBY. (raf)