Huawei

Kastara.ID, Jakarta – Huawei Indonesia makin menegaskan komitmennya dalam mendukung kesiapan ekosistem di Indonesia dalam mengoptimalkan pendayagunaan teknologi 5G yang tidak lama lagi akan terimplementasi di berbagai sektor. Salah satu wujud komitmen tersebut ditunjukkan melalui gelaran pelatihan standar keamanan 5G yang diselenggarakan bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta.

Pada pelatihan yang bertajuk 5G Security Training and NESAS Best Practices Discussion, Huawei melakukan alih pengetahuan sekaligus membagikan kepakarannya di bidang 5G kepada para peserta. Peserta dari pelatihan ini adalah para perwakilan unit kerja di BSSN yang memiliki kaitan dengan teknologi 5G, baik dalam hal strategi kebijakan dan standardisasi, teknologi, operasional, tata kelola dan keilmuan.

Direktur Kebijakan Teknologi Keamanan Siber dan Sandi BSSN, Soetedjo Joewono mengatakan, keamanan siber menjadi salah satu faktor kritikal penentu optimalisasi pendayagunaan teknologi 5G di masa depan. “Untuk itu, kami sangat mengapresiasi komitmen dan kontribusi Huawei yang terus berkelanjutan dalam meningkatkan pengetahuan ekosistem terhadap potensi sekaligus risiko-risiko yang harus diantipasi dari kehadiran teknologi-teknologi mutakhir. Kepakaran Huawei di bidang teknologi 5G dan teknologi-teknologi lainnya, serta best practices yang mereka bagikan, sangat bermanfaat dalam membangun kesiapan kami dalam menyongsong era 5G. Termasuk, memberikan wawasan yang bermanfaat bagi kami dalam menyusun kebijakan-kebijakan terkait,” paparnya.

Ungkapan senada disampaikan oleh Cybersecurity and Privacy Protection Officer Huawei Indonesia, Syarbeni, berujar bahwa teknologi 5G menghadirkan keunggulan-keunggulan optimalisasi pendayagunaannya yang berpotensi besar dalam meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Namun, selain keunggulan kecepatan, rendahnya latensi, hingga kapabilitas sebagai pemampu hadirnya beragam inovasi layanan nirkabel yang revolusioner, terdapat faktor-faktor fundamental yang berperan kritikal dalam mengoptimalisasi pendayagunaan teknologi 5G. Faktor tersebut antara lain adalah jaminan keamanan ruang siber.

“Saat ini kita tengah masuk ke sebuah peradaban dunia baru di mana semua serba terkoneksi dengan cerdas. Bersamaan dengan beragam peluang baru yang dihadirkan oleh teknologi-teknologi mutakhir seperti 5G, Internet of Things (IoT), Kecerdasan Artifisial (AI) dan Cloud, hadir pula tantangan-tantangan baru yang harus diantisipasi, seperti munculnya risiko-risiko keamanan,” ujar Syarbeni.

Untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut, Syarbeni mengungkapkan bahwa pendekatan sistematis ke seluruh industri dan masyarakat sangat dibutuhkan. “Oleh karena itu, selaras dengan upaya-upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas, para pemangku kepentingan perlu memastikan adanya skema pengukuran keamanan yang tepercaya. Caranya adalah dengan mendorong penggunaan standar keamanan siber seperti NESAS yang dikembangkan bersama oleh GSMA dan 3GPP untuk membangun dunia cerdas yang tepercaya dan aman secara efektif,” imbuhnya.

Pada pelatihan standar keamanan 5G ini, para peserta mendapatkan pembekalan seputar pengenalan teknologi 5G, termasuk tren industri, serta faktor-faktor pemacu dan skenario pengaplikasian teknologi. Selain itu disampaikan pula tantangan dan kebutuhan terkait keamanan layanan berbasis teknologi 5G, standardisasi dan solusi keamanan 5G. Peserta juga berkesempatan untuk melakukan kunjungan dan melihat secara langsung perangkat 5G yang terinstall di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute Jakarta pada pelatihan yang diselenggarakan selama 2 hari tersebut. (nth)