indra charismiadji

Kastara.ID, Jakarta – Rencana Menteri Pendidikan dan Kebidayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menghapus ujian nasional (UN) mengundang beragam komentar. Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf sebelumnya menyatakan setuju dengan usulan tersebut. Namun Dede minta Nadiem memikirkan cara sekolah menentukan standar kelulusan siswa.

Hal serupa diungkapkan para pemerhati pendidikan yang juga menyoroti bagaimana cara evaluasi yang harus dilakukan untuk menentukan kelulusan siswa. Pengamat pendidikan dari Center for Education Regulations and Development Analysis (Cerdas) Indra Charismiadji mengusulkan, evaluasi belajar diwujudkan dalam bentuk karya ilmiah.

Indra menilai siswa harus dipersiapkan untuk menciptakan pekerjaan di masa depan dan bukan hanya sebagai pekerja. Kewajiban membuat karya ilmiah menurut Indra cocok dengan tujuan pendidikan di masa depan.

Dilansir dari Koran Tempo (30/11), Indra mengusulkan setiap siswa dipersiapkan untuk membuat atau menciptakan karya sesuai bakat dan minatnya. Bisa berupa karya tulis, buku, atau hasil penelitian. Bisa juga dalam bentuk karya seni, seperti lagu, tarian, animasi, video, permainan atau robot. Nantinya karya tersebut dipajang dan siswa harus memaparkan hasil karyanya tersebut. Jika berhasil menjelaskan dengan baik, siswa tersebut tidak lagi perlu melakukan ujian.

Sedangkan pengamat pendidikan Mohammad Abduhzen berpendapat, evaluasi siswa harus dikembalikan sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ada dua model yang bisa dipakai, yakni evaluasi belajar yang dilakukan guru atau sekolah. Abduhzen menyebut evaluasi juga bisa dilakukan oleh lembaga independen, seperti Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Ketua BNSP Abdul Mu’ti mengatakan, pihaknya tengah mengulas tentang evaluasi kebijakan dan regulasi demi peningkatan mutu pendidikan. Mu’ti menyebut bahwa pihaknya tengah mengeksplorasi berbagai sistem evaluasi, salah satunya soal ujian nasional. Meski Mu’ti menyebut belum ada keputusan pasti apakah ujian nasional bakal dihapus atau dipertahankan. (ant)