Geguritane Wong Jawa

Oleh: Jaya Suprana

MESKI dilahirkan di Jeneponto, Sulawesi Selatan, namun mahaguru kemanusiaan saya, Sandyawan Sumardi ditumbuhkembangkan oleh ayah-ibu beliau yang keduanya orang Jawa. Maka sang tokoh pejuang kemanusiaan mewarisi kemudian berbaik hati melakukan estafet mewariskan pengetahuan mengenai kebudayaan Jawa kepada saya.

Dalam menanggapi naskah-naskah saya “Mendekati Saat Akhir” dan “Selamat Tahun Baru” menjelang akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020, pendiri Ciliwung Merdeka dan Sanggar Kemanusiaan di Kampung Sumur itu berbagi Geguritane Wong Jawa alias Puisi Orang Jawa kepada saya.

Geguritane Wong Jawa
Aja padha semonto yen tahun iki sedino maneh wis paripurna (Janganlah sampai kita lewatkan, tahun ini tinggal sehari lagi akan berakhir)/ 365 suwene mecaki dina, (365 hari lamanya kita jalani)/ mungkasi 12 condro, (mengakhiri 12 bulan)/ sawarsa tutug tatas lan tuntas (satu tahun penuh telah berakhir)/ Ora krasa yuswa terus mundhak tuwa..(Tidak terasa umur semakin tua…).

Ananging tuwa iku nugraha lan isih piguno...Paringane kang Maha Kuwasa (Namun usia tua itu anugerah dan masih berguna… Anugerah dari Yang Maha Kuasa)/ Muga tan kendhat tansah pinaringan rahayu widada begjo mulyo ora kurang sawiji apa…(Semoga selalu dianugerahi keselamatan, keberuntungan, kebahagiaan tak kurang suatu apa pun…)/ Slamet widodo mulyo Rasa pangrasa dipantha-pantha (Selamat sejahtera, mengatur rasa hati).

Endi sing becik lakonono lan endi sing ala singkirono…(Segala yang baik dilaksanakan dan menghindari segala perbuatan yang jahat…)/ Dadi panglimbanging rasa lan dadi laku utomo, Sing apik diupakara…(Menjadi bahan pertimbangan agar melakukan kebaikan, Segala yang baik wajib dipertahankan…) Sing ala ayo disingkirno supaya aja dadi memala…(Mari menyingkirkan segala yang jahat agar tidak menimbulkan mala petaka…)/ Panyuwunku dadya tuwa, Uripe biso tetep piguna (Permohonanku, meski sudah usia lanjut, masih tetap bisa berguna).

Tansah pinaringan ayem tentrem kalis rubedo.(Selalu dianugerahi ketenteraman dan dibebaskan dari segala rintangan dan godaan)/Bagas-waras, bagya mulya nir ing sambekala.(Sehat sejahtera luput dari segala mara bahaya)/Sugeng mengayubagya warsa enggal 2020 (Selamat merayakan Tahun Baru 2020). Mugi Gusti Allah Tansah Amberkahi kito sami (Semoga Tuhan Allah senantiasa memberkati kita semua).AMIN.

Menggetarkan Sukma
Rasa takjub dan terharu menyelinap ke dalam kalbu setiap kali menyimak bait-bait puisi Jawa. Aura kesederhanaan secara tulus dihadirkan, sentuhan indah lembut membelai lubuk sanubari sama halnya dengan syair lagu “Yen In Tawang Ono Lintang” yang digubah dalam bahasa Jawa oleh Anjar Ani.

Puisi Jawa memang merupakan mahakarya kebudayaan Jawa, mengandung kearifan lokal adiluhur nan menggetar sukma secara tiada duanya di marcapada ini. Makna adiluhung wejangan yang disampaikan melalui “Geguritane Wong Jawa”pada setiap peralihan tahun lama ke baru pada hakikatnya kekal abadi tak lekang dimakan zaman, maka tetap lestari indah sepanjang masa. (*)

* Penulis adalah pembelajar kebudayaan Jawa.