Carlos Ghosn

Kastara.ID, Jakarta – Pemerintah Turki menangkap tujuh orang yang diduga membantu mantan petinggi perusahaan otomotif Nissan, Carlos Ghosn, melarikan diri dari Jepang menuju Libanon.

Ketujuh orang yang dibekuk terdiri dari empat pilot, seorang manajer perusahaan kargo, dan dua pegawai bandara setempat.

Menurut surat kabar Turki, Hurriyet, pesawat yang diduga membawa Ghosn mendarat di Bandara Ataturk, Istanbul, pada 29 Desember pukul 05.30 waktu setempat. Akan tetapi, Ghosn tidak tercantum dalam catatan perlintasan imigrasi dan diduga diselundupkan ke pesawat lain menuju Libanon.

Jaksa penuntut umum dan polisi Jepang memutuskan kembali menggeledah rumah Ghosn di Tokyo.

Kepolisian Internasional (Interpol) dilaporkan menerbitkan Red Notice terhadap Ghosn yang berarti dia adalah orang yang tengah diburu karena tersangkut persoalan hukum. Surat tersebut sudah dikirim kepada pemerintah Libanon.

Menteri Hukum Libanon Albert Serhan menyatakan akan mematuhi permintaan Interpol dan segera menginterogasinya. Namun dia menyatakan Ghosn memasuki negara itu dengan sah dan paspor yang masih berlaku.

Ghosn yang mempunyai paspor Prancis dan Brasil memang berasal dari Libanon dan mempunyai tempat tinggal di Beirut. Dia dianggap pahlawan oleh penduduk setempat karena dianggap berhasil sebagai pengusaha dan mampu menangani Renault dan menyelamatkan Nissan dari ambang kebangkrutan.

Untuk diketahui, Ghosn sempat ditangkap di Jepang pada November 2018. Namun sampai saat ini dia berkeras tidak bersalah atas seluruh sangkaan, dan menuduh perkara itu dibuat-buat untuk menghalangi rencana penggabungan Nissan Motor Co. dan Renault. (sla)