Facebook

Kastara.id, Jakarta – Kasus kebocoran data jutaan pengguna Facebook yang digunakan oleh perusahaan konsultan politik Cambridge Analytica untuk kepentingan kampanye Donald Trump pada pemlihan presiden Amerika Serikat 2016 dapat dimaknai sebagai momentum kemunculan media sosial yang dibuat talenta dalam negeri.

Hal itu diungkapkan dalam keterangan tertulis dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Selasa (3/4). “Kebocoran data itu adalah momentum untuk mengevaluasi Facebook. Apalagi Facebook juga tercatat sebagai pemilik Whatsapp dan Instagram. Sebaiknya ini juga jadi momentum kebangkitan media sosial Indonesia. Jangan sampai masyarakat Indonesia hanya jadi pengguna saja,” kata Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga APJII Tedi Supardi Muslih.

Data APJII menunjukkan jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2017 telah mencapai 143,26 juta dari total jumlah penduduk 262 juta jiwa. Kebanyakan pengguna internet menggunakan media sosial untuk berinteraksi.

Tedi menilai, dengan demografi tersebut, Indonesia sebaiknya tidak hanya menjadi konsumen, namun juga berkreasi dengan membuat media sosial sendiri.

Menurut Tedi, Indonesia dapat mencontoh langkah China yang membuat sendiri media sosial maupun mesin pencari, seperti Baidu, Weibo, dan WeChat.

Berdasarkan data APJII, separuh pengguna internet Indonesia sepanjang 2017 adalah generasi milenial (49,52 persen). (rfr)