Pembelajaran Jarak Jauh

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Pembelajaran Jarak Jauh mengatakan baru mengetahui kondisi sesungguhnya daerah-daerah di tanah air. Menurutnya perbedaan kondisi antar daerah sungguh sangat timpang. Bahkan menurut Nadiem masih ada beberapa daerah yang belum mendapat aliran listrik.

Akibatnya sejumlah daerah mengalami hambatan saat akan menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Padahal sistem tersebut perlu diterapkan saat terjadi pandemi virus corona atau Covid-19. Nadiem mengaku telah mendapat banyak laporan dari para guru dan siswa terkait hambatan pelaksanaan PJJ.

Saat berbicara dalam acara peringatan Hari Pendidikan Nasional 2020 yang disiarkan di kanal YouTube Kemendikbud (2/5), Nadiem menuturkan, awalnya keluhan yang banyak diterima adalah keterbatasang jaringat internet di beberapa daerah. Selain itu para siswa juga mengeluhkan keterbatasan quota internet.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun bekerjasama dengan TVRI dalam menyiarkan konten pendidikan. Semula diharapkan PJJ akan lebih mudah dengan memanfaatkan siaran TVRI. Ternyata keluhan keterbatasan aliran listrik justru muncul.

Pendiri Gojek ini mengaku kaget mengetahui hal itu. Nadiem baru menyadari begitu besarnya masalah yang harus dihadapi untuk mewujudkan pendidikan yang lebih merata. Dalam kondisi krisis seperti ini, lanjut dia, kesenjangan semakin tampak, baik kesenjangan akses internet maupun kesenjangan ekonomi.

Nadiem menambahkan, pihaknya akan segera mengevaluasi efektivitas sistem PJJ. Meski diakui sistem pembelajaran tatap muka lebih efektif namun PJJ tidak bisa ditinggalkan. Pasalnya selama masa pandemi Covid-19 sistem pembelajaran tatap muka tidak bisa diterapkan.

Bahkan ke depan, Nadiem berencana menggabungkan sistem pembelajaran tatap muka dan PJJ. Hal ini rencananya akan dilakukan setelah masa pandemi Covid-19 usai. Penggabungan itu dinilai akan sangat efektif untuk meningkatkan mutu pembelajaran Indonesia.

Sistem online akan dimanfaatkan untuk memberikan pelajaran yang lebih fokus pada kebutuhan siswa. Misalnya, terkait materi yang tidak dikuasai ataupun yang sangat digemari masing-masing siswa. Nadiem berharap digitalisasi yang dirintisnya bisa menjadi fondasi sistem pendidikan Indonesia ke depan. (ant)