Headline

Humorologi Punakawan Wayang Bali

Oleh: Jaya Suprana

SAYA dilahirkan di Denpasar, Bali, namun pada usia 11 bulan diboyong oleh orang tua adoptif saya ke Semarang, Jawa Tengah. Akibatnya saya lebih paham kebudayaan Jawa terutama Jawa Tengah ketimbang Bali. Namun secara archetipal masih ada sedikit sukma kebudayaan Bali terbawa di dalam kalbu saya terbukti komposisi musik kronologis ke dua setelah Tri Reminiskenza yang diatonis adalah Kasurupan yang berikhtiar mendayagunakan pancanada dan dinamika kolerikal irama Bali.

Di sisi lain wajar jika saya lebih mengenal wayang Jawa ketimbang wayang Bali. Maka semula saya hanya mengenal para punakawan wayang Jawa tanpa sadar atas eksitensi para punakawan wayang Bali. Maka mohon dimaafkan apabila di dalam naskah mencoba sedikit mengulas punakawan wayang Bali saya pasti melakukan kekeliruan-kekeliruan yang silakan dikoreksi oleh para budayawan Bali asli yang sejati.

Tualen
Beda dari punakawan wayang Jawa yang terdiri dari kelompok Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong dan kelompok Togog dan Bilung atau Sarawata maka punakawan wayang Bali terbagi menjadi dua pasangan ganda yaitu pasangan yang berpihak ke tokoh baik yaitu Tualen dan Merdah serta pasangan yang berpihak ke tokoh jahat yaitu Sangut dan Delem.

Dari beberapa sumber saya memetik kesimpulan bahwa pada hakikatnya Tualen adalah Semarnya wayang Bali atau sebaliknya Semar adalah Tualennya wayang Jawa. Bahkan ada pula anggapan genetika-kultural bahwa Tualen adalah kakek-moyang bangsa Bali .

Humorologi
Saya pribadi menduga tanpa keyakinan pasti benar bahwa para punakawan wayang Bali merupakan warisan legenda Sabdapalon-Nayagenggong yang ditokohkan sebagai pandita dan penasehat raja terakhir Kerajaan Majapahit, Brawijaya V di dalam Serat Dharmagandul mahakarya Ki Kalamwadi. Silakan dugaan ragu-ragu saya ini dikoreksi bahkan dibantah.

Namun sebagai penggagas Pusat Studi Humorologi saya meyakini bahwa para punakawan Wayang Jawa dan Bali sama-sama memiliki tugas visi-misi mulia mendampingi umat manusia dengan perbekalan indra humor kaliber langitan dalam kejenakaan lincah bermain dengan logika.

Meski saya tidak tahu apakah Tualen memiliki kesaktian dahsyat tak tertandingi para dewa pun yang setara dengan Semar yaitu kentut. Akibat pada hakikatnya perbendaharaan sifat kesaktian para tokoh wayang memang terkait langsung dengan enerji kreatifitas serta kehendak sang dalang. (*)

* Pembelajar Kebudayaan dan Peradaban.

Leave a Comment

Recent Posts

Eko Patrio Layak Jadi Menteri Komunikasi dan Informatika

Kastara.ID, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan mengatakan, Eko Patrio menjadi…

Supian Suri Menyanggupi Mengenai Kesiapannya Menjadi kader Partai Gerindra

Kastara.Id,Depok - Dewan Pimpinan Cabang Gerindra Kota Depok sudah sepakat untuk  membawa satu nama ke…

Partai NasDem Mendukung Imam Budi Hartono Maju Menjadi wali kota Depok

Kastara.Id,Depok - Ketua DPD Partai NasDem Kota Depok memberikan sinyal koalisi jelang pemilihan kepala daerah…

Langkah Pemkot Depok Atasi Banjir di Jalan Bulak Barat Cipayung

Kastara.Id,Depok - Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat melakukan langkah-langkah mengatasi banjir di Jalan Bulak…

MUI Launching Buku Berjudul Wasathiyyah

Kastara.Id,Depok - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, Jawa Barat melaunching buku  Wasathiyyah yang artinya…

Idris – Imam Sabet Penghargaan DPD PKS Terbanyak Raih Kursi DPRD Se Jabar

Kastara.Id,Bandung  - DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jawa Barat (Jabar) memberikan penghargaan ke DPD PKS…