Gerak Jalan Kerukunan Umat Beragama

Kastara.ID, Jakarta – Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55, Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia (NSI) mengelar Gerak Jalan Kerukunan Umat Beragama. Kegiatan ini diikuti ribuan umat Buddha NSI dan umat beragama lain termasuk Komunitas Papua di Jakarta.

Ribuan peserta Gerak Jalan Kerukunan dilepas Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmavati, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid, Ketua Umum NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja, dan Dirjen Bimas Buddha. Pelepasan peserta gerak jalan ditandai dengan pengibaran bendera di depan Kantor Kemenag Jalan MH Thamrin, Ahad (3/11).

Ketua Umum NSI Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja mengatakan, gerak jalan kerukunan ini sudah menjadi agenda rutin NSI sejak lima tahun yang lalu sebagai salah satu wujud terima kasih kepada negara di momentum perayaan Hari Ulang Tahunnya. Gerak Jalan Kerukunan tahun ini mengangkat tema Rukun, Bersatu, Bergerak Untuk Indonesia Jaya.

“Kerukunan ini sudah menjadi filosofi hidup kita. Buddha Niciren mengajarkan kita untuk bisa balas budi kepada orang tua, negara, dan agama, apa bentuknya? Karya-karya nyata,” kata Ketua Suhadi Sendjaja jelang pelepasan gerak jalan kerukunan.

Menurutnya, memelihara dan merawat kerukunan adalah salah satu wujud nyata dari balas budi tersebut. Kerukunan itu bukan barang jadi melainkan hasil daripada usaha, dan itu menjadi modal dasar untuk pembangunan.

“Presiden saat ini bercita-cita ingin mewujudkan Indonesia yang maju, Indonesia yang Jaya, maka melalui gerak jalan ini kita bersama menciptakan suasana dan memancarkan getaran kebaikan tersebut untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan jaya,” ujarnya.

Gerak Jalan kerukunan ini dimulai dari depan Kantor Kementerian Agama RI Jalan M.H. Thamrin pukul 06.00 WIB, menuju Patung Kuda di depan Gedung Indosat, lalu berputar balik menuju Bundaran HI, dan berputar balik kembali ke depan Kantor Kementerian Agama RI Jalan M.H. Thamrin.

Gerak Jalan Kerukunan tampil semarak dengan adanya parade iringan kesenian daerah tradisional Indonesia dan juga kesenian kontemporer yang dipersembahkan oleh umat Buddha NSI.

Mulai dari Marching Band oleh Generasi Muda Buddhis NSI, parade pakaian daerah 34 provinsi Indonesia, iringan alat musik tradisional Angklung  yang diikuti oleh 1.000 Wanita Buddhis NSI berkebaya, hingga penari-penari tradisional dari umat Buddha NSI juga turut meramaikan kegiatan ini. (put)