Kastara.id, Jakarta – Sukmawati Soekarnoputri akhirnya menyampaikan permintaan maafnya secara resmi atas puisi “Ibu Indonesia” yang jadi polemik gara-gara dianggap mendiskreditkan umat Islam.

Pernyataan tersebut disampaikan Sukmawati dalam konferensi pers di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (4/4). Turut mendampinginya Halida Nuriah Hatta, putri bungsu Mohammad Hatta (Bung Hatta).

Seperti diketahui, puisi itu dibacakan Sukmawati dalam bagian peragaan busana “Sekarayu Sriwedari” memperingati 29 tahun perancang Anne Avantie berkarya di Indonesia Fashion Week, Kamis (29/3).

Isi puisi yang jadi polemik adalah menyebut konde ibu Indonesia lebih cantik dari cadar, juga kidung ibu Indonesia yang lebih merdu dari alunan azan.

Sukmawati Soekarnoputri menyebut puisinya itu sama sekali tidak berniat untuk menghina umat Islam. Saat menyampaikan permintaan maaf di poin kelima pernyataannya, ia pun sesenggukan menangis.

Berikut pernyataan lengkap Sukmawati yang disampaikan kepada para wartawan:

Bismillah, 
Assalamualaikum WR WB, 
Merdeka!

Sehubungan dengan dinamika dan pro kontra terkait puisi ‘Ibu Indonesia’ yang saya bacakan dalam acara 29 tahun Anne Avantie Berkarya di ajang Indonesia Fashion Week 2018 yang ternyata telah memantik reaksi dari sebagian kalangan umat Islam, dengan ini saya bermaksud untuk menyampaikan klarifikasi sebagai berikut;

1. Puisi ‘Ibu Indonesia’ yang saya bacakan adalah sesuai dengan tema dari acara pagelaran busana yakni culture identity yang mana semata-mata dalah pandangan saya sebagai seniman dan budayawati dan murni merupakan karya sastra Indonesia. 

2. Saya mewakili pribadi tidak ada niatan untuk menghina umat Islam Indonesia dengan puisi ‘Ibu Indonesia’. Saya adalah muslimah yang bersyukur dan bangga akan keislaman saya, putri seorang proklamator Bung Karno yang dikenal juga sebagai tokoh Muhammadiyah dan juga tokoh yang mendapatkan gelar dari Nahdlatul Ulama sebagai waliyyul amri addlaruri bissyaukah pemimpin pemerintahan di masa darurat yang kebijakan-kebijakannya mengikat secara de facto dengan kekuasaan penuh.

3. Puisi ‘Ibu Indonesia’ adalah salah satu puisi yang saya tulis yang menjadi bagian dari buku Kumpulan Puisi Ibu Indonesia yang telah diterbitkan pada 2006. Puisi ‘Ibu Indonesia’ ini ditulis sebagai refleksi dari keprihatinan saya tentang rasa wawasan kebangsaan yang saya rangkum semata-mata untuk menarik perhatian anak-anak bangsa untuk tidak melupakan jati diri Indonesia asli.

4. Puisi ini juga saya tulis sebagai bentuk dari upaya mengekspresikan diri melalui suara kebudayaan sesuai dengan tema acara. Saya pun tergerakkan oleh cita-cita untuk semakin memahami masyarakat Islam nusantara yang berkemajuan sebagaimana cita-cita Bung Karno, dalam hal ini Islam yang bagi saya begitu agung, mulia dan indah. Puisi itu juga merupakan bentuk penghormatan saya terhadap ibu pertiwi Indonesia yang begitu kaya dengan tradisi kebudayaan dalam susunan masyarakat Indonesia yang begitu berbhineka namun tetap tunggal ika.

5. Namun dengan karya sastra dari puisi ‘Ibu Indonesia’ ini telah memantik kontroversi di berbagai kalangan baik pro dan kontra khususnya di kalangan umat Islam, dengan ini dari lubuk hati yang paling dalam, saya mohon maaf lahir dan batin kepada umat Islam Indonesia khususnya bagi yang merasa tersinggung dan berkeberatan dengan puisi ‘Ibu Indonesia’. Selain itu saya menyampaikan permohonan maaf kepada Anne Avantie dan keluarga serta apresiasi dan terima kasih kepada seluruh fashion designer Indonesia agar tetap berkreasi dan produktif. 

Demikian klarifikasi saya yang saya sampaikan melalui konferensi pers ini. Semoga saudara sebangsa dapat menyikapi permasalahan ini dengan bijaksana. Atas perhatian semua pihak saya ucapkan terima kasih. 

Wassalamualaikum WR WB.
Merdeka!