Sekolah Sukma Bangsa

Kastara.ID, Sigi – Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat menghadiri peresmian gedung sekolah Sukma Bangsa di Desa Maku, Dolo, Sigi, Sulawesi Tengah. Lestari Moerdijat berharap keberadaan Sekolah Sukma Bangsa bisa menyuarakan nilai-nilai kebangsaan.

“Sekolah Sukma Bangsa bisa mengambil peran secara aktif merangkai nilai-nilai kebangsaan,” kata Lestari Moerdijat dalam sambutan peresmian gedung Sekolah Sukma Bangsa di Sigi, Sulawesi Tengah (3/4).

Hadir dalam peresmian ini Gubernur Terpilih Sulteng Rusdy Mastura, Ketua DPRD Nilam Sari Lawira, anggota DPR Achmad Ali, Ketua Yayasan Media Group Ali Sadikin, Direktur Eksekutif Yayasan Sukma Ahmad Baedhowi. Sementara Chairman Media Group Surya Paloh hadir secara virtual.

Peresmian gedung Sekolah Sukma Bangsa ditandai dengan penyerahan tanah wakaf dari Ketua DPRD Sulawesi Tengah Nilam Sari Lawira. Tanah seluas 4 hektare itu diserahkan kepada Ketua Yayasan Media Group Ali Sadikin. Selanjutnya Yayasan Media Group menyerahkan gedung Sekolah Sukma Bangsa kepada Direktur Eksekutif Yayasan Sukma Ahmad Baedhowi untuk dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan.

Rerie, sapaan akrab Lestari Moerdijat, mengungkapkan Garis Wallace melewati Sulawesi Tengah. Di tempat inilah pertemuan antara barat dan timur. Esensi pertemuan barat dan timur adalah persatuan Indonesia. “Karena itu Sekolah Sukma Bangsa di Sigi, Sulawesi Tengah, menyuarakan nilai-nilai kebangsaan dan memberi warna serta menjadi mitra pemerintah,” ujarnya.

Rerie juga mengapresiasi Sekolah Sukma Bangsa yang pada tahun pertama hanya menerima siswa perempuan. Untuk tahun pertama Sekolah Sukma Bangsa memberi beasiswa kepada 60 siswa perempuan.

“Saya senang sekali perempuan mendapat kesempata pertama bersekolah di sini. Perempuan di Sulteng luar biasa. Ketua DPRD Provinsi Sulteng untuk pertama kali adalah perempuan. Sekolah Sukma Bangsa ingin menunjukkan kebangkitan perempuan,” tuturnya.

Rerie menyebutkan kehadiran Sekolah Sukma Bangsa bisa menjadi tetesan embun bahwa masih ada masa depan dan wilayah Sigi tidak pernah dilupakan dan tetap menjadi perhatian.

“Mudah-mudahan Sekolah Sukma Bangsa bisa menyelesaikan seluruh pembangunannya. Masih banyak tangan-tangan yang bergerak untuk menyelesaikan pembangunan sekolah ini. Dengan bantuan dari gubernur terpilih, ketua DPRD, dan tokoh masyarakat lainnya, saya yakin Sekolah Sukma Bangsa bisa menjadi kebanggaam bersama,” harap Rerie.

Sekolah Sukma Bangsa di Sigi, Sulawesi Tengah, dibangun untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak terdampak gempa, tsunami, dan likuifaksi pada 28 September 2018. Sekolah ini dibangun dari donasi masyarakat yang dikumpulkan lewat Yayasan Dompet Kemanusiaan Media Group. Dana yang terkumpul hingga Februari 2021 mencapai Rp 52,6 miliar.

Untuk pembangunan tahap 1 yang dimulai sejak September 2019 dana yang dikucurkan mencapai Rp 31 miliar. Pembangunan tahap 1 meliputi gedung direktorat, gedung sekolah SMP/SMA, gedung asrama dan guru asuh, gedung science lab, ICT, griya kayu, bengkel dan outdoor. Kemudian, gedung kantin dan dapur, rumah direktur dan kepala sekolah, ruang bersama, serta seluruh sarana dan prasarana sekolah. (rso)