SPBU

Kastara.ID, Jakarta – Belum turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) disebabkan penerapan harga jual eceran masih sama dengan April 2020, meski harga minyak mentah dunia jatuh sampai level USD 20 per barel. Hal itu disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif, dalam keterangan persnya, Senin (4/5).

Keputusan harga BBM, kata Arifin, dengan mempertimbangkan berbagai hal. Pertama, menurut dia harga minyak dunia masih belum stabil dan memiliki volatilitas yang cukup tinggi, berpotensi turun atau naik lagi. Pemerintah pun terus memantau perkembangan harga komoditas tersebut.

“Selain itu, pemerintah juga menunggu pengaruh dari pemotongan produksi OPEC+ (negara produsen minyak mentah) sekitar 9,7 juta barel per hari pada Mei-Juni 2020 dan pemotongan sebesar 7,7 juta barel per hari pada Juli-Desember 2020, serta 5,8 juta barel per hari pada Januari 2021-April 2022,” kata Arifin.

Menurut Arifin, harga BBM di Indonesia merupakan salah satu yang termurah di antara negara-negara ASEAN, dan beberapa negara di dunia.

Di sisi lain, volume penjualan BBM dalam negeri turun secara signifikan sekitar 26,4 persen pada April, dibandingkan kondisi sebelum pandemi Covid-19 selama Januari dan Februari.

“Jadi, pemerintah masih menjaga harga tetap karena harga minyak dunia dan kurs masih tidak stabil serta dapat turun. Menyikapi kondisi ini, beberapa badan usaha melakukan aksi korporasi seperti pemberian diskon dan antara lain berikan diskon dan pikirkan juga para nelayan yang gunakan Solar dan LPG di daerah yang memang kesulitan biaya kerjanya,” urainya.

Arifin menegaskan, meski harga BBM saat ini belum turun, di awal tahun ini Jenis BBM Umum (JBU) alias Pertamax cs sudah turun harga sejumlah 2 kali, yaitu pada Januari dan Februari oleh Pertamina.

Harga BBM yang diturunkan cukup signifikan di bulan Januari pada kisaran Rp 300 per liter-Rp 1.750 per liter, dan Februari pada kisaran Rp 50 per liter-Rp 300 per liter.

“Pada Januari kita sudah turunkan harga. Sebagai catatan, sebelum diturunkan ini pun, harga BBM kita tercatat salah satu yang paling murah di region ASEAN. Februari, juga terhadap RON 92, RON 95, RON 98 dilakukan penurunan karena sudah ada indikasi indeks gasoline yang bergerak turun,” tambahnya. (mar)