Kastara.ID, Jakarta – Produsen elektronik PT Schneider Electric Manufacturing Batam (SEMB) tidak hanya menjadi lighthouse atau percontohan industri 4.0 di dalam negeri, tetapi juga tingkat dunia. Ini berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF) pada Annual Meeting of the New Champions di Dalian, China, 3 Juli 2019. WEF mengumumkan 10 pabrik baru dalam jajaran Global Lighthouse Network.

Selain PT SEMB, perusahaan Indonesia yang juga masuk 10 lighthouse, yaitu perusahaan kontraktor tambang PT Petrosea Tbk yang berlokasi di Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sementara itu, kedelapan perusahaan dari negara lain yang menjadi lighthouse, yaitu Arçelik (Ulmi, Romania), Ford Otosan (Kocaeli, Turki), Nokia (Oulu, Finlandia), dan Posco (Pohang, Korea Selatan).

Selanjutnya ada Groupe Renault (Cléon, Prancis), SAIC Maxus (Nanjing, China), Tata Steel (Kalinganagar, India), dan Zymergen (Emeryville, USA). Mereka menjadi percontohan bagi perusahaan lainnya untuk mengatasi tantangan dalam memperbarui sistem dan mengaplikasikan teknologi mutakhir, seperti Artificial Intelligencebig data analytics, dan 3D printing.

Menurut WEF, 10 lighthouse yang dipilih tersebut berdasarkan kepemimpinannya menerapkan teknologi industri 4.0 untuk mendorong dampak positif terhadap finansial dan operasionalnya. Selain itu, mereka sukses mengintegrasikan teknologi industri 4.0 untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi. Kesepuluh perusahaan tersebut bergabung dengan 16 perusahaan lainnya yang sebelumnya sudah masuk sebagai lighthouse.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian telah menunjuk PT SEMB sebagai percontohan untuk sektor manufaktur di Indonesia yang sudah menerapkan industri 4.0. Perusahaan elektronik ini dinilai berhasil melakukan transformasi digital sehingga mampu mengadopsi digital attitude serta menerapakan model operasional yang baru dan efisien di perusahaan.

“Adanya lighthouse industry dapat menjadi pembelajaran bagi industri lain dalam bertransformasi menuju industri 4.0. Ke depan, diharapkan semakin banyak lighthouse industry yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Kamis (4/7).

Pada gelaran Indonesia Industrial Summit (IIS) 2019 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, yang diselenggarakan oleh Kemenperin beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla yang meresmikan pembukaan IIS 2019 tersebut, juga turut menyerahkan penghargaan kepada PT. SEMB sebagai Lighthouse Industri 4.0 di Indonesia.

Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Country President Schneider Electric Indonesia, Xavier Denoly. Pada kesempatan itu, Wapres JK didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Airlangga.

“Penilaian kami kepada Schneider Batam berdasarkan program yang mereka jalankan, yaitu Batam Digital Transformation Journey yang dimulai tahun 2017. Program ini meliputi 4 pilar, yaitu cyber securitypeople and leadershipproduct life cycle and data management, serta data analytics,” tutur Menperin.

Menurut Kemenperin, kunci keberhasilan PT SEMB dalam melakukan transformasi digital dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain pendefinisian komitmen dari manajemen puncak ke level paling bawah dan perumusan target perusahaan secara jelas.

Selanjutnya, pengembangan kompetensi digital serta mengubah mindset, budaya kerja dan organisasi menuju digital attitude. Selain itu, scalling up melalui pengembangan kemampuan dan adopsi model operasional yang baru dan efisien untuk diterapkan di perusahaan.

Key Account & Ecostruxure Prescription Leader PT SEMB Fadli Hamsani menyampaikan, Smart Factory Schneider Electric di Batam adalah bagian dari transformasi digital Schneider Electric secara Global. Semua solusi tersebut terhubung kepada platform EcoStruxure™, yaitu platform IoT (Internet of Things) milik Schneider Electric yang terbuka, mudah dioperasikan, dan kompatibel. EcoStruxure™ memberikan nilai lebih dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi, daya tahan dan konektivitas.

Siap bertransformasi

Pada kesempatan berbeda, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara mengemukakan, mulai banyak industri manufaktur di Indonesia yang siap memasuki era industri 4.0. Ini ditandai dengan antusiasnya mereka dalam mengikuti penilaian Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0).

“INDI 4.0 merupakan indeks acuan bagi industri dan pemerintah dalam mengukur tingkat kesiapan industri bertransformasi menuju industri 4.0 di Indonesia,” jelasnya. Sampai saat ini, sebanyak 328 perusahaan industri sudah melakukan self-assesment INDI 4.0 secara online melalui akun SIINas (Sistem Informasi Industri Nasional). Jumlah itu meliputi 39 perusahaan industri makanan dan minuman, 10 perusahaan industri tekstil, serta 30 perusahaan industri kimia.

Selanjutnya, 198 perusahaan industri otomotif, 28 perusahaan industri elektronika, 11 perusahaan industri logam, 11 perusahaan industri aneka, dan 1 perusahaan industri EPC. “Dari hasil self-assesment INDI 4.0, industri di Indonesia cukup siap untuk bertransformasi menuju indsutri 4.0,” tegasnya.

Ngakan menjelaskan, INDI 4.0 terdiri atas lima pilar, yaitu manajemen dan organisasi (management and organization), orang dan budaya (people and culture), produk dan layanan (product and services)teknologi (technology), dan operasi pabrik (factory operation). Adapun level dalam INDI 4.0 mulai dari level 0 yang artinya belum siap bertransformasi ke industri 4.0.

Kemudian, level 1 industri masih pada tahap kesiapan awal, level 2 adalah industri pada tahap kesiapan sedang, level 3: industri sudah pada tahap kesiapan matang, dan level 4 menandakan industri sudah menerapkan industri 4.0.

Pada tahun ini, Kemenperin telah menetapkan lima industri yang mendapatkan penghargaan INDI 4.0, yaitu (1) PT Indolakto untuk sektor industri makanan minuman, (2) PT Pupuk Kaltim untuk sektor industri kimia, (3) PT Pan Brothers, Tbk untuk sektor industri tekstil, (4) PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia untuk sektor industri otomotif, dan (5) PT Hartono Istana Teknologi untuk sektor industri elektronika.

Sebelumnya, Menperin mengungkapkan, implementasi industri 4.0 dinilai dapat membawa manfaat bagi perusahaan yang menerapkannya, terutama akan terjadinya peningkatan pada produktivitas dan efisiensi hingga 40 persen. Oleh karena itu, Kemenperin bertekad untuk terus mengajak seluruh sektor manufaktur di Tanah Air agar siap menghadapi dan menerapkan teknologi era digital.

“Era digital atau industri 4.0 ini manfaatnya akan memberikan efisiensi dan produktivitas kepada perusahaan yang naik hingga 40 persen. Berarti untungnya juga bisa naik 40 persen. Maka bayar pajaknya pun bertambah. Dengan demikian perusahaan untung, kemudian pemerintah juga untung. Itu salah satu manfaat implementasi industri 4.0,” paparnya. (rya)