Industri Tekstil

Kastara.ID, Jakarta – Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Muhdori mengatakan, investor China tidak mau bekerja sama atau berkolaborasi dengan pengusaha tekstil lokal. Muhdori menyatakan, Kemenperin sangat menyayangkan sikap tersebut. Pasalnya industri tekstil Indonesia masih lebih baik jika dibandingkan Vietnam dan Bangladesh.

Muhdori menyebut saat ini Kemenperin sedang mendorong interlinkage antar sektor, terutama industri otomotif, tekstil dan produk tekstil, dan alas kaki dalam negeri. Salah satu cara yang digunakan adalah kolaborasi yang dapat menambah kontribusi dalam pencapaian target industri sebesar 19,3 persen di tahun 2024.

Itulah sebabnya keengganan investor China berkolaborasi dengan pengusaha lokal menurut Muhdori bertentangan dengan semangat investasi kolaboratif. Sikap tersebut juga dapat menyebabkan distorsi di dunia industri nasional.

Saat berbicara pada Rabu (4/9), Muhdori memaparkan, industri tekstil dalam negeri umumnya dikuasai pengusaha lokal. Dari hulu hingga hilir semuanya dikuasai pengusaha lokal bahkan tak jarang pelakunya masih memiliki hubungan kekerabatan. Hal inilah yang membuat industri tekstil Indonesia lebih bagus dibanding Vietnam dan Bangladesh. Pasalnya semuanya sudah terintegerasi dan keuntungannya tidak mudah lari keluar negeri.

Kolaborasi dengan berbagai pihak menurut Muhdori diyakini dapat memajukan industri tekstil dalam negeri. Perusahaan yang sekarang sudah eksisting masih bisa diandalkan. Jika diberikan sentuhan teknologi revolusi industri 4.0 dan pendidikan vokasi maka hasilnya pasti akan lebih baik. (mar)