IKM

Kastara.ID, Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan dan peningkatan daya saing Industri Kecil Menengah (IKM) di Tanah Air. Salah satu implementasinya adalah dengan memfasilitasi promosi IKM dari berbagai daerah melalui kegiatan pameran untuk memperkenalkan produk-produk andalannya.

“Indonesia memiliki beberapa daerah yang IKM nya telah berkembang. Salah satunya yang ada di Kabupaten Bantul, DIY,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Gati Wibawaningsih saat pembukaan Pameran Produk Unggulan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekrasnada) Kabupaten Bantul di Plasa Pameran Industri, Kemenperin (3/9).

Menurut Gati, Kabupaten Bantul merupakan daerah yang potensial untuk industri kreatif. Daerah tersebut memiliki sumber daya alam yang berlimpah, serta lokasi dan jenis industri yang tersebar juga bervariasi. Beberapa produk IKM unggulannya antara lain gerabah dari Kasongan, industri logam mulia, industri kimia, industri hasil pertanian dan kehutanan.

“Keunggulan IKM dari Bantul adalah pada pendekatan pasarnya serta pendataan dan pembinaan IKM di seluruh wilayah dengan baik. Produknya telah banyak diminati konsumen luar negeri, serta menjadi barometer perkembangan ekonomi di Yogyakarta. Bila dilihat, produk-produk kerajinan dari Bantul, misalnya hiasan kayu yang dibatik, sudah diekspor ke Malaysia, Hongkong dan Singapura. Produk gerabah dari Kasongan juga kami bawa ke pameran dekorasi terbesar dunia, Ambiente di Jerman,” tuturnya.

Ketua Dekranasda Kabupaten Bantul sekaligus istri Bupati Bantul, Erna Kusmawati, mengungkapkan apresiasinya atas fasilitas pameran dari Kemenperin. Ia juga menyatakan siap mengikuti peluang pameran lainnya, termasuk peluang pemasaran IKM secara digital melalui program e-Smart IKM yang digagas Kemenperin.

Gati menegaskan, digelarnya pameran produk IKM Bantul merupakan salah satu upaya membangun ekonomi kreatif yang ditopang oleh keberadaan IKM. Fasilitasi pameran oleh Kemenperin mampu mengenalkan produk-produk unggulan kepada pembeli, sekaligus memberikan kesempatan bagi produsen untuk mengenali kebutuhan dan selera pasar.

“Kami juga menargetkan pembinaan yang kami lakukan bisa lebih fokus dan saling melengkapi satu sama lain, sehingga akan memberikan dampak positif bagi pengembangan IKM, yang akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan dan penguatan ekonomi rakyat,” imbuh Gati.

Transformasi Digital IKM
Dirjen IKMA menjelaskan, kegiatan pameran sebagai upaya mempromosikan produk IKM juga bisa dilakukan secara online. Dengan diperkuat database sektor IKM yang akurat, promosi IKM secara online dapat menekan biaya yang dikeluarkan dalam pameran secara fisik.

Selain itu, untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi IKM serta meningkatkan daya saingnya, Kemenperin merangkul para pelaku startup di bidang teknologi dalam kompetisi Startup 4 Industry. Kompetisi ini akan memasuki tahap roadshow untuk menjaring startup potensial di beberapa kota, antara lain Surabaya, Bali, Yogyakarta, dan Bandung.

“Selama ini, penerapan Industri 4.0 di IKM terkesan perlu modal besar. Namun dengan melibatkan startup, permasalahan-permasalahan yang detail di IKM dapat dipecahkan,” ujar Gati.

Lebih lanjut, melalui kompetisi tersebut, diharapkan dapat terjaring startup dengan produk yang dibutuhkan IKM serta mempermudah para pemodal menemukan startup tepat untuk menanamkan investasi mereka.

Pameran Dekranasda Bantul akan digelar selama tiga hari pada 3-6 September 2019 di Plasa Pameran Industri Kementerian Perindustrian. Pameran tersebut diikuti 42 pelaku IKM dari Kabupaten Bantul dengan menampilkan berbagai kerajinan fesyen batik dan nonbatik, kayu, logam, perak, anyaman, kulit, aksesoris, serta makanan olahan dalam kemasan. (mar)