Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

Oleh: Jaya Suprana

AKIBAT terhanyut arus gelombang semangat kebanggaan nasional, maka saya senantiasa berupaya menanggulangi gangguan jantung, batu ginjal, batu empedu, psoriasis, dan lain-lain yang saya derita bukan di rumah sakit luar negeri, namun di dalam negeri tercinta saya sendiri.

Ayah
Meski dianggap bodoh oleh berbagai pihak yang meyakini pelayanan kesehatan di luar negeri jauh lebih baik, saya tetap menyarankan agar ayah saya melakukan operasi katarak mata di rumah sakit dalam negeri Indonesia dengan dokter mata terbaik di dalam negeri Indonesia.

Alhasil akhirnya satu mata ayah saya menjadi buta akibat pelaksanaan operasi katarak secara tidak benar oleh dokter spesialis mata yang konon terbaik di Tanah Air Udara tercinta saya sendiri ini.

Adik Sepupu
Ketika mendadak menderita gangguan saluran pernafasan cukup berat sampai sulit bernafas, adik saya dirawat di rumah sakit yang dianggap terbaik dan tim dokter spesialis yang dianggap terbaik di persada Nusantara.

Setelah nyaris seminggu memperoleh perawatan di rumah sakit dalam negeri ternyata adinda saya alih-alih sembuh malah terjerumus ke kondisi kritis yang memustahilkan dirinya bernafas tanpa bantuan respirator sehingga harus dirawat di unit gawat darurat.

Akhirnya keluarga memutuskan menggunakan pesawat terbang ambulans untuk membawa adik saya dalam kondisi kritis ke Singapura, demi memperoleh perawatan lebih lanjut di rumah sakit dan tim dokter Singapura.

Ternyata setelah dilakukan pemeriksaan ulang, tim dokter Singapura menemukan bukti bahwa tim dokter Indonesia melakukan kesalahan diagnosa maka memberikan perawatan yang salah. Alhasil paru-paru adik saya mengalami kerusakan sangat parah akibat kekeliruan terapi akibat kekeliruan diagnosa.

Hak Asasi Konsumen
Saya sengaja tidak menulis nama para rumah sakit dan para dokter yang merawat ayah dan adik sepupu saya di Indonesia, sebab tujuan saya menulis naskah ini bukan mendiskreditkan pihak tertentu di negeri saya sendiri.

Naskah ini saya tulis sebagai ungkapan harapan agar para rumah sakit dan para dokter di Indonesia berkenan melakukan mawas diri, kemudian koreksi diri demi secara radikal memperbaiki mutu pelayanan kesehatan di Indonesia yang  memang terbukti buruk.

Dengan melakukan operasi mata maupun diagnosa penyakit secara keliru, terbukti bahwa mutu pelayanan kesehatan di Indonesia belum mampu memenuhi tuntutan hak asasi konsumen untuk memperoleh produk jasa pelayanan kesehatan yang tepat, benar dan aman sehingga tidak membahayakan kesehatan apalagi nyawa para pasien.

Tanggung jawab profesi para dokter dan lembaga rumah sakit memang berat sebab terkait dengan bukan saja kesehatan namun bahkan keselamatan nyawa manusia.

Memohon
Kebetulan secara pribadi saya mengenal Dr dr Terawan Agus Putranto sebagai seorang tokoh kesehatan kelas dunia, yang memiliki semangat profesionalisme serta tanggung-jawab yang besar terhadap mutu pelayanan kesehatan nasional.

Maka dengan penuh kerendahan hati, saya memberanikan diri memohon kepada Dr dr Terawan Agus Putranto, yang baru saja dilantik sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia, berkenan memimpin, membimbing dan mendisiplinkan para penatalaksana pelayanan kesehatan nasional Indonesia meningkatkan profesionalisme pelayanan kesehatan demi menghormati hak asasi konsumen memperoleh produk jasa pelayanan kesehatan secara tepat, benar dan aman sehingga tidak membahayakan kesehatan apalagi nyawa para pasien. (*)

* Penulis adalah rakyat yang mendambakan mutu pelayanan kesehatan nasional terbaik sesuai teks lagu kebangsaan: Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Raganya, Demi Indonesia Raya.