Filanesia

Kastara.ID, Jakarta – Untuk memaksimalkan potensi dalam negeri khususnya pengembangan sepakbola usia dini, PSSI menjalankan strategi pengembangan komprehensif yang fokus pada empat pilar, yakni kemitraan, program untuk pemain, kompetisi usia dini, dan pendidikan kepelatihan.

Komitmen PSSI dalam menjalankan program pengembangan sepakbola usia dini secara penuh didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Asosiasi Provinsi, sponsor, dan akademi sepakbola usia muda.

Dengan bekerja sama dengan berbagai pihak otoritas setempat, PSSI telah melaksanakan berbagai aktivitas serta membuat buku panduan yang bisa digunakan oleh para guru olahraga, pembina pelatih dan anak-anak dengan tujuan mempromosikan sepakbola itu sendiri.

 

PSSI juga telah meluncurkan Filosofi Sepakbola Indonesia (Filanesia) yang berkesinambungan dengan kurikulum pengembangan sepakbola Indonesia. Itu dilakukan dengan tujuan menjangkau semua komunitas sepakbola di seluruh Indonesia secara merata.

Dalam upaya mempromosikan filanesia kepada para pelatih dan pemain, PSSI menginisiasi program Filanesia On The Road, yang diikuti oleh lebih dari 750 anak dan 250 pelatih dari lima kota, yakni Jakarta, Padang, Banjarmasin, Kupang, dan Ambon.

PSSI juga menyelenggarakan program pengembangan sepakbola usia dini lainnya seperti AFC Grassroots Day dan festival sepakbola usia muda untuk anak-anak perempuan dan laki-laki.

PSSI mengategorikan usia muda dalam tiga fase, yakni menyenangkan, akuisisi kemampuan, dan permainan. Anak-anak berusia enam sampai sembilan tahun diperkenalkan dengan permainan terlebih dahulu sebelum diperkenalkan lebih lanjut pada fase pengembangan kemampuan yang dimulai pada kelompok usia 10 hingga 13 tahun.

Fase permainan akan diterapkan pada kelompok usia 14 hingga 17 tahun, di mana pada fase ini menjadi langkah awal untuk melakukan seleksi bagi pemain.

PSSI juga menyelenggarakan kompetisi secara regular untuk kelompok usia di bawah 8 tahun (U-8) dan di bawah 20 tahun (U-20), yang secara keseluruhan diikuti oleh 7.444 pemain dari 278 tim dari berbagai daerah di Indonesia.

 

PSSI melaksanakan program pendidikan kepelatihan pada tahun 2018 yang dimulai dengan pendidikan kepelatihan AFC, yang memiliki tujuan jangka panjang, yakni melatih banyak instruktur lokal dalam upaya mempromosikan filanesia.

Dalam tiga tahun terakhir, lebih dari 3.500 pelatih untuk sepakbola usia dini yang mendapatkan ilmu dan manfaat dari 137 pelaksanaan pendidIkan kepelatihan yang digelar oleh PSSI.

 

“Saya yakin ini menjadi tolak ukur yang baik dalam meningkatkan pengembangan sepakbola usia dini di Indonesia. Dengan adanya AFC Grassroot Charter, PSSI telah menyediakan panduan untuk pengembangan sepakbola usia dini di Indonesia dan Asia. PSSI akan melanjutkan kerja sama yang lebih erat lagi dengan AFC dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk memaksimalkan manfaat yang akan didapatkan bagi pegiat sepakbola Indonesia melalui sepakbola,” kata Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.

PSSI menjadi anggota asosiasi AFC ke-31 yang telah disahkan oleh AFC Grassroots Charter, di mana program yang ada akan digunakan sebagai acuan bagi para anggota asosiasi AFC lainnya dalam upaya mendukung dan meningkatkan kualitas dari pengembangan program sepakbola usia dini.

Sebelumnya, PSSI mengajukan aplikasi pada AFC Grassroot Charter panel Desember 2020.
Penilaian AFC ini tidak hanya berdasarkan dari kegiatan-kegiatan pengembangan usia dini yang telah dilaksanakan PSSI, namun juga dari hasil menganalisa permasalahan yang terjadi pada sepakbola usia dini di Indonesia, solusi serta rencana program ke depan baik jangka pendek maupun jangka panjang. (tra)