Facebook

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menegaskan

Kastara.id, Jakarta – Pemerintah tidak segan menutup platform Facebook apabila media sosial terbesar di dunia tersebut menjadi tempat penyebaran berita bohong, seperti yang terjadi pada etnis Rohingya. Hal itu diungkapkanĀ Rudiantara di Gedung Kemkominfo, Jakarta, Kamis (5/4).

“Saya mengambil posisi, saya mengancam menutup Facebook dan pemerintah tidak mempunyai keraguan apabila harus menutup Facebook kalau digunakan untuk yang hoax,” ujar Rudiantara.

Sebelumnya Facebook mengakui dijadikan alat propaganda anti-Rohingya di Myanmar. Sementara Rudiantara tidak ingin hal serupa terjadi di Indonesia.

Soal indikasi kebocoran satu juta data pengguna dari Indonesia dalam kasus Cambridge Analytica, membutuhkan sikap kooperatif dari Facebook dalam menindaklanjuti permintaan dari Kemkominfo.

Menurut Menkominfo, pihaknya tidak akan asal mengambil tindakan untuk menutup platform media sosial, melainkan melalui proses dan dengan alasan yang tepat.

Meskipun selama ini Facebook dinilai termasuk dari tiga platform yang kurang kooperatif, yakni hanya memenuhi 50 persen permintaan Kemkominfo menutup konten yang dinilai tidak sesuai norma sejak dua tahun lalu.

“Ini yang ingin saya sampaikan kepada publik, bahwa inilah keadannya. Saya secara pribadi tidak punya intensi untuk menutup sembarang seperti itu, harus dijaga untuk kepentingan negara dan masyarakat,” jelas Rudiantara.

Menkominfo kembali menegaskan, semua media sosial harus mau turut menjaga stabilitas Tanah Air apabila ingin berbisnis di Indonesia. Apabila justru membuat tidak stabil di Indonesia, pemerintah akan bertindak tegas.

Jumlah pengguna Facebook di Indonesia yang mengakses media sosial itu setiap bulan lebih dari 115 juta orang, dari 2,07 miliar orang yang mengakses Facebook setiap bulan di seluruh dunia. (rfr)