Badan Pusat Statistik

Kastara.ID, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia minus 5,32 persen pada kuartal II 2020 kemarin. Angka berbanding terbalik dibandingkan ekonomi kuartal I 2020 yang masih tumbuh sebesar 2,97 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi sepanjang semester I 2020 dibanding semester I 2019 juga terkontraksi 1,26 persen.

“Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 alami kontraksi 5,32 persen dan kumulatif semester I 2020 kontraksi 1,26 persen,” ujar Suhariyanto, Rabu (8/5).

Anjloknya ekonomi Indonesia sejalan dengan situasi ekonomi di negara lain, khususnya mereka yang menjadi mitra dagang pemerintah. Hal ini disebabkan oleh pandemi virus corona.

Selain Indonesia, Amerika Serikat (AS) yang tercatat minus 9,5 persen pada kuartal II 2020, Singapura minus 12,6 persen, Korea Selatan minus 2,9 persen, Hong Kong minus 9 persen, dan Uni Eropa minus 14,4 persen.

“Pandemi menimbulkan efek domino dari kesehatan menjadi masalah sosial dan ekonomi. Dampaknya menghantam lapisan masyarakat di rumah tangga sampai korporasi,” jelas Suhariyanto.

Selain itu, harga komoditas minyak dan gas (migas) serta hasil tambang di pasar internasional turun secara kuartal dan tahunan. Sementara harga komoditas makanan turun secara kuartal, tetapi naik secara tahunan.

Sebelumnya Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara sudah menduga ekonomi kuartal II 2020 akan negatif. Ia memproyeksi ekonomi Indonesia minus 5 persen pada April-Juni 2020. (mar)