Biodiesel

Kastara.id, Jakarta – Program pencampuran Biodiesel 20 persen pada Bahan Bakar Minyak (BBM) atau dikenal sebagai Program B20 bukanlah hal yang baru. Sejak 1 Januari 2016 bahan bakar Solar yang ada di masyarakat sudah menggunakan campuran B20.

“Selama 2,5 tahun truk sudah menggunakan B20. Itupun digunakan setelah roadtest yang melibatkan berbagai pihak. Tak hanya pemerintah, tapi juga pengusaha dan asosiasi terkait. Selama pelaksanaan 2,5 tahun ini berjalan baik, belum pernah ada keluhan,” ujar Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana, di Jakarta (4/9).

Senada yang diungkapkan Rida, ditemui di ruang kerjanya, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa Program B20 sudah dilakukan pengujian pada beragam variasi kendaraan sejak beberapa tahun lalu dan tidak mengalami masalah yang berarti.

“Pengujian 40.000 km nonstop sudah dilakukan pada tahun 2014. Jadi program B20 itu tidak semata-mata kebijakan yang mendadak diterapkan, tapi kebijakan yang sudah dilaksanakan lama dengan persiapan 2 tahun dari sisi pengujian dan mobil yang diuji bukan mobil pemerintah tapi masyarakat, secara sukarela,” lanjut Dadan.

Ia mengungkapkan, saat ini yang terjadi adalah perluasan penggunaan B20, tidak hanya pada BBM PSO tapi juga pada BBM non PSO, salah satunya yang digunakan pada genset pabrik dan angkutan laut. Dadan optimis, untuk pengguna baru ini juga tidak akan ada masalah berarti. “Yang perlu diantisipasi adalah kemungkinan terjadinya penumpukan kotoran pada filter bahan bakar untuk pengguna baru biodiesel,” ujarnya.

Dadan menuturkan, penggunaan bahan bakar biodiesel mempunyai kemampuan tambahan untuk melarutkan kotoran-kotoran yang ada di dalam tangki bahan bakar dan kotoran itu akan larut dan terbawa menuju filter bahan bakar.

“Hanya saat pertama menggunakan biodiesel terjadi penumpukan kotoran pada filter bahan bakar akibat terlarutnya kerak pada tangki dari bahan bakar sebelumnya. Biodiesel ini kan ester, sifatnya melarutkan. Penggantian filter bahan bakar hanya sekali atau dua kali, itu kejadian pada saat kendaraan pertama kali menggunakan biodiesel, saya pun dulu mengalami, selanjutnya setelah kerak di tangki bersih maka akan terus bersih, tidak ada masalah lagi,” terang Dadan. (dwi)