APBN 2020

Kastara.ID, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) ke Pusat Logistik Berikat (PLB) Tekstil, Sunter, Jakarta.

Kunjungan tersebut dilaksanakan SMI setelah beredar gosip tak sedap terkait banjir impor tekstil dan produce tekstil (TPT). Dalam sidaknya, SMI menyatakan kunjungannya adalah untuk membuktikan benar tidaknya kabar banjir impor TPT.

Dari hasil temuannya terungkap bahwa kapasitas produksi dan investasi industri hulu TPT memang meningkat, namun daya serap industri antara atau barang setengah jadi di dalam negeri berkurang karena terjadi penurunan kapasitas produksi yang antara lain disebabkan oleh kesulitan lingkungan dan mesin produksi yang sudah tua.

Hal itu menyebabkan industri hilir kesulitan mendapatkan bahan baku asal dalam negeri yang membutuhkan pasokan, padahal utilisasi produksi industri hilir baru 56 persen. Selain itu juga, membuat tertekannya industri hilir TPT nasional.

Secara statistik, impor TPT nasional baik serat maupun kain pada 2017-September 2019 secara berurut senilai 4,7 miliar dolar AS, 4,9 miliar dolar AS, dan 3,7 miliar dolar AS.

Dari diskusinya dengan Asosiasi PLB serta Asosiasi Logistik Indonesia, SMI kemudian membantah terjadinya banjir impor teksil ke dalam negeri. Ditegaskan, sistem oleh PLB sudah sangat ketat. Barang impor dari pelabuhan dibawa ke PLB dengan truk khusus yang sudah dilengkapi GPS, dan barang impor yang masuk ke PLB bisa dicek dan diperiksa detail oleh Bea Cukai. Termasuk masalah perizinannya.

Sementara itu di sisi lain, industri teksil dalam negeri terus mengalami kemerosotan. Disnakertrans Provinsi Jawa Barat mencatat, dari Januari 2018 hingga September 2019 terdapat 188 perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) yang dinyatakan bangkrut dan relokasi ke Provinsi Jawa Tengah. Akibatnya, sekitar 68 ribu lebih karyawan terkena PHK. (mar)