Radikalisme

Kastara.ID, Jakarta – Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid menilai perlunya memberikan pemahaman keagamaan yang memadai kepada masyarakat. Sebab pemahaman keagamaan yang sempit dapat mengarah kepada radikalisme.

“Fenomena pemahaman agama yang sempit dapat mengarah pada pemikiran dan aksi radikalisme atas nama agama,” kata Wamenag Zainut Tauhid saat melepas Gerak Jalan Santai Kebangsaan yang digelar Kakanwil Kemenag Provinsi Banten, di Serang, Selasa (5/11).

Gerak jalan yang mengusung tema ‘Santri Banten untuk Perdamaian Dunia’ diikuti ribuan santri, ASN, Ormas, dan umat lintas agama serta masyarakat Banten. Hadir juga Gubernur Banten Wahidin Halim, perwakilan Polda, dan Ketua MUI Banten. Gerak jalan mengambil garis start dan finish di Kantor Kemenag Provinsi Banten, mengeliling jalan provinsi kurang lebih dua kilometer.

Menurut Wamenag, memberikan pemahaman keagamaan yang baik kepada masyarakat menjadi menjadi salah satu tantangan Kementerian Agama ke depan. Semakin dalam paham keagamaan umat, akan semakin terhindar dari sikap merasa paling benar (truth claim ideology). Oleh karenanya, Kemenag terus berupaya meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan agama dan keagamaan, baik Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Khonghucu.

“Perilaku pemeluk agama harus dapat mencerminkan ajaran agama yang luhur,” tegas Wamenag Zainud Tauhid.

Sebelumnya, Kakanwil Kemenag Banten A Bazari melaporkan bahwa gerak jalan digelar dalam rangka menyemarakkan Hari Santri tahun 2019. Bazari juga menyampaikan apresiasi atas terbitnya UU nomor 18 tahun 2019 tentang Pondok Pesantren.

“Pesantren sejatinya sebagai soko guru pendidikan nasional yang mencetak kader ulama dan generasi bangaa yang berakhlakul karimah, toleran dan rahmatan lil alamin,” tandasnya. (put)