Kastara.ID, Jakarta – Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) akan menemui Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto untuk mengajak bergabung ke Koalisi Gerindra-PKB.

“Keinginan Cak Imin ingin mengajak Golkar bergabung ke Koalisi Gerindra-PKB tentu hal yang wajar. Sebab, hingga saat ini koalisi yang terbentuk pada umumnya masih cair,” ungkap M Jamiluddin Ritonga, Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta kepada Kastara.ID, Senin (6/6) petang.

Menurut Jamil, saat ini justru masing-masing koalisi dalam situasi rentan. Sebab, setiap koalisi sudah mulai membicarakan pasangan capres yang akan diusung.

“Tarik menarik sesama partai politik di masing-masing koalisi akan menguat. Hal ini berpeluang menimbulkan ketidakpuasan di antara partai politik yang berkoalisi,” imbuhnya.

Saat kondisi demikian, membuka ruang partai politik akan keluar atau masuk ke koalisi tertentu. Hal itu tampaknya yang ingin dimanfaatkan  ak Imin untuk menarik Golkar ke Koalisi Gerindra-PKB.

Masalahnya, apakah Cak Imin akan berhasil menarik Golkar ke koalisinya? Ada dua kemungkinan terkait hal itu.

“Pertama, kalau KIB bentukan Istana, maka peluang Golkar pindah ke koalisi Gerindra-PKB sangat besar. Bahkan tidak menutup kemungkinan PAN dan PPP ikut bergabung,” jelas Jamil.

Menurutnya, tentu hal itu terjadi bila ada restu dari Istana. Namun restu itu diberikan bila Istana memang menginginkan Prabowo Subianto yang menjadi capres.

Dengan bergabungnya KIB ke Koalisi Gerindea-PKB, maka akan berpeluang Prabowo dipasangkan dengan Ganjar Pranowo atau Ridwan Kamil. Dengan begitu, pasangan capres yang diusung berpeluang menang.

“Dua, bila KIB bukan bentukan Istana maka Golkar akan menolak tawaran cak Imin. Golkar akan merasa lebih nyaman tetap bergabung di KIB,” papar Jamil lagi.

Ditambahkan Jamil, Golkar sebagai “pemimpin” di KIB, tentu akan sulit meninggal koalisinya. Golkar akan berupaya menciptakan KIB menjadi lebih kompetitif agar dapat menang pada Pilpres 2024.

Untuk itu, Golkar justru akan berupaya menarik Cak Imin (PKB) untuk bergabung ke KIB. Dengan begitu, KIB akan semakin kuat.

“Namun peluang Golkar menarik PKB juga tidak mudah. Sebab, PKB tampaknya sudah nyaman bersama Gerindra,” tandas Jamil. (dwi)