Yordania

Kastara.ID, Amman – “Indonesia dan Yordania memiliki kesamaan posisi untuk isu Palestina. Isu Palestina berada di jantung politik luar negeri Indonesia,” ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi usai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi di Amman, Yordania (5/3).

Menlu RI menyampaikan bahwa ini merupakan kunjungan keempat ke Yordania dalam dua tahun. Seringnya kunjungan ke Yordania menunjukkan bahwa hubungan Indonesia-Yordania baik, dan tidak ada isu yang dapat memberatkan hubungan bilateral kedua negara. Hal ini menjadi dasar kuat untuk terus meningkatkan kerja sama khususnya di bidang ekonomi.

Dalam konteks hubungan bilateral, kedua Menlu membahas sejumlah isu, antara lain perdagangan, investasi, dan people to people contact.

Terkait bidang perdagangan Menlu RI mencatat positif adanya pertumbuhan, dengan nilai perdagangan tahun 2018 mencapai US$ 299,52 juta, meningkat 2% dibanding tahun 2017. Di bidang investasi, juga terlihat peningkatan investasi Yordania ke Indonesia lebih dari 50% dengan nilai investasi Yordania mencapai US$ 3.8 juta pada tahun 2018.

Selain bidang perdagangan dan investasi, jumlah turis Indonesia ke Yordania juga terus meningkat mencapai sekitar 40.000 orang per tahunnya. Untuk mengimbangi, Indonesia terus melakukan promosi untuk menarik turis Yordania ke Indonesia.

“Peluang kerja sama ekonomi kedua negara terbuka lebar, kita harus terus dorong interaksi antar pengusaha untuk memanfaatkan peluang yang ada,” tutur Menlu Retno.

Selain hubungan bilateral, kedua Menlu membahas secara khusus situasi Palestina. Menlu RI menyampaikan berbagai langkah yang dilakukan Indonesia dalam upaya untuk membantu perjuangan rakyat Palestina, baik secara politis maupun ekonomi, seperti memberikan tarif nol persen untuk beberapa produk ekspor Palestina ke Indonesia, memberikan bantuan keuangan dan peningkatan kapasitas.

Menlu RI juga menyampaikan pelaksanaan Palestina week di Jakarta dan Bandung pada Oktober 2018, menunjukkan dukungan kuat masyarakat Indonesia terhadap perjuangan Palestina.

Lebih lanjut Menlu RI menyampaikan bahwa kunjungannya yang sangat singkat di Amman, yang kurang dari 12 jam, fokus untuk kegiatan terkait dengan perjuangan Palestina. Sebelum bertemu dengan Menlu Yordania, Menlu RI telah membuka “Pelatihan Internasional bagi Para Pelatih mengenai Perencanaan Usaha bagi kaum Perempuan di Tempat Pengungsian” (“International Training of Trainers on Business Planning for Women in Refugees Camps”).

Juga telah dilaksanakan penandatangan LOI antara Indonesia dan Palestina mengenai pemberian bantuan kemanusiaan untuk Palestina terkait pengadaan desalinasi air dan obat obatan serta peralatan kesehatan.

“Pelatihan ini merupakan bagian dari program Indonesia untuk mendukung rakyat Palestina dalam perjuangannya membangun  bangsa Palestina,“ sebut Menlu Retno.

Selain itu, Menlu RI juga bertemu dengan Komisioner Jenderal UNRWA, untuk menandatangani MoU mengenai distribusi kontribusi kemanusiaan Indonesia bagi pengungsi Palestina ex-Gazan di Jerash Camp Yordania, sebesar 1 juta dollar Amerika.

Sebagai bagian dari kunjungan ke UNRWA, Menlu RI juga melakukan kunjungan ke tempat penampungan pengungsi New Amman Camp.

Menlu RI juga menyampaikan bahwa sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dan kerja sama dengan Yordania dalam upaya bantu Palestina.

“Yordania merupakan salah satu negara yang telah banyak membantu Palestina termasuk bagi para pengungsi Palestina. Indonesia dan Yordania sepakat untuk terus dorong kordinasi dan kerja sama dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina,” ucap Menlu Retno.

Selain isu Palestina, kedua Menlu juga membahas perkembangan situasi di Rakhine State. Dalam hal ini Menlu RI menyampaikan berbagai langkah yang telah dilakukan Indonesia dan ASEAN, dan mengharapkan dukungan Yordania terhadap upaya tersebut.

Menlu RI juga menyampaikan harapan dukungan Yordania terhadap pencalonan Indonesia sebagai Anggota Dewan HAM PBB untuk periode 2020-2022. (put)