Kastara.id, Jakarta – Kondisi Stasiun Duri yang dalam beberapa hari ini mengalami kekacauan karena terjadi penumpukan penumpang telah menimbulkan keresahan. Terkait hal itu, kepada pers di Jakarta, Jumat (6/4), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan permohonan maafnya kepada pengguna kereta api.

“Saya atas nama pribadi, pemerintah dan PT KAI megucapkan maaf atas kejadian yang tidak sesuai dengan layanan perjalanan kereta api,” kata Menhub.

Permintaan maaf tersebut disampaikan Menhub usai bertemu perwakilan kelompok kumunitas pencinta kereta api, PT KAI, dan PT Railink, untuk mencari solusi atas semerawutnya penumpang kereta api di Stasiun Duri yang viiral di media sosial.

Salah satu penyebabnya adalah pengurangan perjalanan kereta dan penggunaan jalur reguler untuk kereta Bandara Soekarno-Hatta. Ini membuat waktu tunggu penumpang kereta komuter lintas Duri-Tangerang di Stasiun Duri menjadi lebih lama hingga berakibat kepadatan penumpang yang cukup parah.

Bisa ditebak, penumpang yang berada di Stasiun Duri semakin menumpuk. Sementara kapasitas stasiun tersebut tak mampu menampung jumlah penumpang yang berada di lokasi tersebut.

Menhub mengatakan, pemerintah berjanji akan melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kondisi tersebut. Diharapkan nantinya tidak ada lagi penumpukan penumpang di stasiun dan frekuensi perjalanan kereta api listrik (KRL) dan kereta bandara tidak terganggu.

“Pemerintah akan berusaha memberikan layanan yang baik untuk masyarakat sehingga tidak ada lagi ketidaknyamanan penumpang KRL,” ujar Menhub.

Menhub menilai dialognya dengan komunitas pecinta kereta api sangat konstruktif dan pemerintah mendapat banyak masukan dari mereka. Intinya, hasil dialog tersebut bisa digunakan untuk memberikan kebaikan bagi masyarakat dan pemerintah.

Saat ini keberadaan kereta bandara Soekarno-Hatta sudah dianggap mendesak karena jalan arteri maupun jalan tol dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta sudah sangat padat.

Demikian pula dengan pengadaan Kereta bandara Soekarno-Hatta sudah harus dilakukan, walaupun masih menggunakan rel eksisting. Sebab jika harus menunggu rel khusus akan memakan waktu yang sangat lama, karena akan menyangkut pembebasan lahan. (rud)